Berita

Politik

Alumni Eisenhower Fellowships Bahas Perubahan Dan Inovasi Di ASEAN

JUMAT, 07 OKTOBER 2016 | 12:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships akan menggelar acara UnConference bertema "ASEAN Unity through Changes and Innovation", di Nusa Dua, Bali, pada 28-29 Oktober 2016. 

Dalam konferensi itu akan dikaji lebih jauh seperti apa perubahan dan inovasi yang dapat menyatukan ASEAN dengan jumlah pembahas mencapai 20 orang yang semuanya adalah alumni. Pembicara dan moderator dalam acara UnConference ini melibatkan alumni lintas negara.  Mereka adalah pemuka bisnis, aktivis kemasyarakatan, wirausahawan sosial, wakil rakyat, akademisi, pejabat pemerintahan, dan praktisi media.

Di antara para pembicara adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Prof. Dr Bambang Soemantri Brodjonegoro, Gubernur Bank Sentral Thailand Veerathai Santiprabhob, Chairman ACER Internasional Stan Shih, dan Christine Todd Whitman, selaku President The Whitman Strategy Group dari Amerika Serikat yang juga ketua dewan eksekutif Eisenhower Fellowships.


"ASEAN adalah sebuah gagasan besar persatuan bangsa di kawasan Asia Tenggara. Kita semakin dekat. Kami di Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships melihat banyak tantangan ke depan,” kata Ketua Perkumpulan Alumni EF di Indonesia, Svida Alisjahbana, dalam keterangan pers tertulis.

Menurut CEO dari Femina Group itu, kegiatan dengan format UnConference ini adalah yang ketiga kali diadakan oleh alumni EF, setelah kegiatan serupa di Vietnam pada tahun 2014 dan di Thailand tahun 2015.  Format UnConference memungkinkan peserta berdialog secara aktif dan kolaboratif untuk mengidentifikasi tantangan, membahas solusi dan inovasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti langkah konkret.

Ada dua tema besar yang akan dibahas dalam dua kelompok, yaitu Governance and Reform (Tata Kelola dan Reformasi), serta Inovasi. Terkait tema itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Soemantri Brodjonegoro, mengatakan, tata kelola yang baik dan inovasi adalah kebutuhan mendasar untuk sebuah perekonomian yang maju.

Kolaborasi para pembicara dari lintas profesi di seluruh ASEAN diharapkan mampu menyukseskan diskusi dan menghasilkan rekomendasi yang mendalam serta dapat diterapkan di masing-masing negara atau di kawasan ASEAN.

Eisenhower Fellowships adalah sebuah  organisasi swasta, nirlaba, non-partisan yang menyelenggarakan program beasiswa jangka pendek yang dimulai sejak tahun 1953.  Program ini memberikan kesempatan bagi sosok berusia 32-45 tahun, yang berpotensi menjadi pemimpin” di berbagai bidang profesi dan kegiatan kemasyarakatan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinannya melalui pengalaman belajar dan berinteraksi langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan minatnya.  Melalui partisipasi dalam Eisenhower Fellowships peserta dapat membangun jejaring, meningkatkan perspektif global, dan menyatukan alumninya dalam masyarakat dunia yang majemuk, mendorong dialog dan kesepahaman serta kolaborasi bagi dunia yang lebih sejahtera dan damai.

Kegiatan Eisenhower Fellowships yang berpusat di Philadelphia, AS, dimulai tahun 1953, atas inisiatif sejumlah  tokoh di AS untuk menghormati pengabdian Presiden AS Dwight D. Eisenhower dalam mendorong perdamaian dunia. 

Inspiring Leaders Bettering The World Around Them, adalah tujuan kegiatan Eisenhower Fellowships. Selama 7-8 minggu peserta dari negara lain melewatkan waktu di berbagai kota di AS berinteraksi dengan narasumber yang sesuai dengan tema fellowships, sementara peserta dari AS mengunjungi minimal dua negara lain untuk maksud yang sama.

Alumni Eisenhower Fellowships tersebar di 50 negara mencakup 2000 orang. Indonesia sejak tahun 1959 mengirimkan peserta untuk menjalani seleksi ketat dan kini memiliki sekitar 60 an alumni yang tersebar di beragam bidang pengabdian.

Di antara alumni dari Indonesia adalah Prof Nurcholish Madjid (almarhum),  Agung Laksono, Nabiel Makariem, Mari Elka Pangestu, Rudy Pesik,  Natalia Soebagio, Jerry Ng, Tantowi Yahya, Rusdian Lubis, Suryo Bambang Sulisto, Bambang Soemantri Brodjonegoro, Budi Lim, Nia Dinata, Eka Lorena Sari, Melli Darsa, Elisa Tanudjaja, Fifiek Mulyana, Megain Widjaja, Alissa Wahid, dan Kolonel TNI AD Fritz Pasaribu. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya