Berita

Rini Soemarno/Net

Bisnis

Menteri Rini Sentil KAI Jangan Cuma Andalin Tiket

Aset Kereta Menyusut & Banyak Yang Terbengkalai
RABU, 05 OKTOBER 2016 | 08:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero mengoptimalkan aset-aset yang selama ini banyak menganggur dan terbengkalai. Langkah ini harus secepatnya dilakukan untuk pengembangan bisnis perusahaan ke depan.

Rini menyebut, saat ini bisnis yang dijalankan PT KAI hanya fokus mencari keuntungan dari pen­jualan tiket kereta saja. Padahal banyak peluang yang bisa digarap untuk mengembangkan bisnis dari sisi lainnya, termasuk pemanfaa­tan aset yang terbengkalai.

"KAI banyak aset yang didi­amkan, mungkin mereka lupa. Padahal kalau dioptimalkan, akan sangat bermanfaat untuk bisnis KAI. Makanya saya dorong untuk mengoptimalisasi asetnya," sentil Rini.


Dipaparkannya, saat ini aset KAI juga banyak yang menyusut, khususnya jalur kereta api. Ia menjelaskan, jalur kereta api di Indonesia memiliki panjang sekitar 7 ribu kilometer ketika di­ambil dari perusahaan Belanda.

"Namun saat ini menyusut men­jadi lima ribu. Seharusnya, ke de­pan bisa jadi 10 ribu dan KAI bisa memodernisasi perkeretaapian kita dengan terjun menjadi opera­tor kereta listrik dan kereta cepat. Jalur-jalur yang tidak terpakai di hidupkan lagi, jalur yang sudah terlalu padat juga harus dibuatkan alternatif baru," kata Rini.

Menurut Rini, upaya mengop­timalisasikan jalur kereta api dengan mengaktifkan kembali jalur yang mati. Satu di antaranya jalur Bandung-Ciwidey yang diharap­kan bisa aktif kembali pada akhir tahun nanti. "Reaktifasi ini menjadi lebih mudah dan cepat kita dapat jalur kereta api yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Rini.

Ia juga menugaskan PT KAI agar bisa mencari keuntun­gan dari pengembangan aset miliknya. Dengan begitu, kata Rini, KAI bisa segera melaku­kan modernisasi tanpa mengan­dalkan dari penjualan tiket.

"Jangan hanya mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket saja. KAI kan bisa mengem­bangkan potensi pengangkutan barang, dalam arti gerbong ba­rang ditambah sehingga pemasu­kan bertambah," kata Rini.

Vice President Public Rela­tions PT KAI Agus Komarudin mengatakan, saat ini KAI terus melakukan pembenahan aset yang belum teroptimalkan dengan baik.

"Memang ada beberapa aset kita yang belum dioptimalkan dan sedang kita dorong untuk dimanfaatkan, jumlah aset yang kita miliki saat ini sekitar 270 juta meter persegi, ada yang berupa tanah dan tanah beserta bangu­nan, namun bukan berarti harus optimalkan seluruhnya," kata Agus kepada Rakyat Merdeka.

Ia menjelaskan, sebagian besar dimanfaatkan oleh KAI karena bentukanya berupa aset yang ditempati, seperti perkantoran maupun perumahan pegawai dan non pegawai. Ada juga aset berupa jalur kereta api, namun ada sebagian yang kini dikuasi oleh masyarakat.

Ia melanjutkan, untuk jalur-jalur yang sempat mati, juga sudah mulai di hidupkan oleh PT KAI, seperti jalur Bogor-Sukabumi.

"Ada juga jalur Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer yang kembali dihidup­kan. Kedepan akan kita buka kembali, namun harus koordi­nasi dulu dengan Kemenhup, karena otoritasnya disana. Kita juga terus tingkatkan pelayanan, salah-satunya dengan penerapan sistem check-in untuk penumpang. Sistem ini bisa mengatasi peredaran diduga tiket palsu atau tiket asli tapi palsu," ujarnya.

Pengamat transportasi dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, KAI harusnya bisa memanfaatkan aset-aset ngang­gur agar tidak hanya mengan­dalkan penjualan tiket untuk kelangsungan bisnis kereta api.

"Banyak jalur mati yang pa­dahal kalau dihidupkan saat menguntungkan. Dulu rute Bogor-Su­kabumi mati, padahal peminatnya bagus, begitu juga Rangkas Bi­tung, Banten, Bandung-Ciwidey, Bandung-Garut, selain mengun­tungkan KAI juga berperan mengurangi kemacetan," kata Azaz kepada Rakyat Merdeka.

Iapun meminta Kementerian BUMN melakukan audit terkait aset-aset KAI yang masih ter­bengkalai. Jangan sampai aset ini justru hilang dan akhirnya malah merugikan negara.

"Di daerah Jawa itu banyak rel yang tertimbun, aset KAI itu su­dah banyak yang berubah fungsi. Kalau tidak segera di audit dan dibenahi, aset KAI bisa makin habis. Padahal, saat ini untuk buka jalur baru, butuh modal besar, kenapa jalur yang sudah ada tidak dirawat dan malah ter­bengkalai, manajemennya harus dibenahi ini," tegasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya