Berita

Politik

Penegakan Hukum Harus Diutamakan Dalam Pilkada Serentak 2017

SABTU, 01 OKTOBER 2016 | 13:28 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Selama ini kampanye politik untuk Pemilihan Umum  level daerah maupun nasional di Indonesia tidak dibangun dengan penegakan hukum yang kuat.

Hal inilah yang menurut pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, yang membuat politik uang begitu kental dalam setiap pesta demokrasi. Pernyataan ini ia lontarkan dalam diskusi "Adu Strategi di Tanah Betawi" di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/10).

Zuhro juga mengajak media massa dan lembaga-lembaga survei untuk berpihak pada pembangunan sistem yang baik, sehingga paling tidak para pasangan calon mengucapkan janji dengan sungguh-sungguh berniat mewujudkannya kalau terpilih.


"Ini harus mulai diawali. Ini kan pilkada yang ke-1300 lebih di Indonesia, yang harus diawali dengan niatan baik dan komitmen tinggi pada penegakan hukum," tegasnya.

Jika semua pihak berkomitmen tidak boleh ada mahar politik dan politik transaksional, maka seharusnya siapapun yang melakukan itu harus disampaikan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Bawaslu harus mengeluarkan penalti, diskualifikasi, jalankan hukum adminstratif kepada pasangan calon agar mereka tidak hanya manis ketika kampanye," tekannya lagi.

Berdasarkan pemikiran untuk memperbaiki kualitas Pilkada itu pula maka khusus calon petahana dibebani pasal baru dalam UU Pilkada, yaitu harus cuti selama masa kampanye.

"Karena ada fakta empirik ketika ia dibolehkan kampanye maka pegawai negeri sipil jadi ajang tarik menarik. ini jangan dilanggar karena kalau dilanggar pasti distortif karena berhimpit pada penyimpangan," ungkap Siti Zuhro. [ald]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya