Berita

Kotak bayi di Rusia/Net

Dunia

Keberadaan "Kotak Pembuangan Bayi" Di Rusia Dipermasalahkan

JUMAT, 30 SEPTEMBER 2016 | 12:47 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Rusia tengah bergerak ke arah pelarangan mengenai keberadaan "kotak pembuangan bayi".

Kotak yang dimaksud adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mencegah kematian bayi yang ditinggalkan oleh orang tua mereka. Beberapa wilayah di Rusia menerapkan sistem tersebut sejak tahun 2011 lalu.

Dengan kotak bayi, ibu yang putus asa atau tidak menginginkan bayi yang mereka lahirkan bisa meninggalkan bayi mereka di kotak tersebut. Di Rusia, ada sekitar 20 kotak bayi yang ditempatkan di sejumlah wilayah.


Kotak tersebut berada terbuka dari jalan. Sehingga ibu yang hendak meninggalkan bayinya bisa membuka pintu kotak dan meletakkan bayi mereka di dalamnya. Setelah ibu menutup pintu kotak tersebut, ia memiliki waktu 30 detik untuk berpikir sebelum akhirnya pintu terkunci secara otomatis dan sinyal dari adanya bayi di dalam kapsul akan segera berbunyi di unit perawatan intensif di rumah sakit terdekat.

Setelah ditangani pihak berwenang, evaluasi kemudian dilakukan. Jika bayi tersebut tidak dinyatakan hilang dan orang tuanya tidak diketahui, maka bayi akan diberikan status anak pungut dan dapat diadopsi oleh orang lain dengan sejumlah aturan tertentu.

Bila ibu yang membuang anaknya berubah pikiran, ia bisa mengambil kembali anaknya setelah dilakukan tes genetik. Namun hal ini hanya bisa dilakukan dalam kasus jika anak tersebut belum diadopsi oleh orang lain.

Dalam lima tahun terakhir tercatat ada sekitar 51 bayi yang dibuang ibunya di kotak tersebut. Delapan di antaranya kembali ke pelukan orang tua mereka. Sementara sisanya berstatus anak pungut.

Namun demikian, sejumlah stakeholder di Rusia mengkritik adanya kotak bayi tersebut dan bergerak maju untuk membuat RUU yang menetapkan larangan beroperasinya kotak bayi. RUU tersebut nantinya akan diperdebatkan di parlemen.

Mereka menyebut bahwa keberadaan kotak bayi justru memicu potensi adanya pelanggaran pidana atau perdagangan bayi.

Keberadaan kotak bayi tersebut juga ditentang PBB sejak lama. Pada tahun 2014 lalu, Komite PBB tentang Hak-hak Anak mendesak Rusia untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk tidak mengizinkan keberadaan kotak bayi.

Rusia harunya bisa mengatasi masalah dari akarnya dengan memotong penyebab yang mengarah pada pengabaian bayi, termasuk dengan menyediakan layanan keluarga berencana dan konseling yang memadai serta dukungan sosial untuk kehamilan yang tidak direncanakan. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya