Pemerintah terus putar otak untuk mendongkrak hasil produksi pangan. Kemarin, tujuh menteri menggelar rapat koordinasi (rakor) menyusun program untuk mencapai target tersebut. Rakor digelar di KanÂtor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta.
Para menteri itu, yakni Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki HadimulÂjono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan NaÂsional Sofyan Djalil.
Rakor digelar selama dua jam. Rakor ini belum menghasilkan keputusan. Namun, sudah ada sejumlah ide yang akan dimaÂtangkan.
Menteri PUPR Basuki HadiÂmoeljono mengungkapkan, raÂkor baru sebatas menyelaraskan gagasan-gagasan dari masing-masing kementerian.
"Kita kumpul untuk brainÂstorming (sampaikan ide). Nanti dua minggu lagi akan rapat. Hasil dari brainstorming kita kerjakan, dua minggu balik ke sini dibahas lagi," ungkap Basuki.
Basuki menegakan, pihaknya berkomitmen mendukung pertaÂnian dari sisi pembangunan iriÂgasi-nya. Dia bilang, luas irigasi di Indonesia mencapai 7,3 juta hektare (Ha) dari total 9,1 juta Ha. Ini terdiri dari irigasi tahan air, embung, dan bendungan. Sementara sisanya merupakan jenis pengairan lain, misalnya rawa, tambak, dan lainnya.
"Dari 7,3 juta Ha, hanya 54 persen irigasi yang dapat dikategorikan dengan kondisi baik. Sedangkan sisanya harus diperbaiki. Itu juga yang tadi kita bahas," ungkapnya.
Menteri Amran juga memÂberikan keterangan serupa. Dari sisi pertanian, Amran menÂjelaskan, rapat baru membahas pemetaan lahan pertanian antara lain perluasan lahan pertanian dan menentukan jenis tanaman yang cocok.
Amran menjelaskan, di daÂlam melakukan pengembangan pertanian, pemerintah ingin jenis tanaman yang ditanam disesuaikan dengan potensi daerah yang menjadi lahan pertanian. Pengembangannya harus mempertimbangan kebuÂdayaan masyarakat, topografi, dan tanah.
"Misalnya seperti jagung, yang cocok untuk
agroclimate - nya, Sumbawa, Dompu, Bima," terang Amran.
Amran mengungkapkan, agar pengembangan pertanian efektif, ke depan tujuh kementerian akan melakukan pengalokasian pada satu program prioritas. TujuanÂnya agar antar kementerian saling menunjang satu sama lainnya.
"Jadi ke depan tidak lagi anggaran kita diecer dari SaÂbang sampai Merauke. Tapi kita berdasarkan keunggulan suatu daerah, sehingga produktivitas tinggi dengan biaya serendah mungkin," ujarnya.
Sedangkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku, pihaknya tengah memetakan kebutuhan dan pasoÂkan kebutuhan sejumlah barang kebutuhan pangan pokok.
"Dari kebutuhan itu dipetaÂkan, berapa butuh lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Misalnya, jagung, berapa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan," terangnya. ***