Berita

Foto: Net

Bisnis

Pertamina Untung Kecil Dari BBM, Ini Penjelasannya

SELASA, 27 SEPTEMBER 2016 | 12:47 WIB | LAPORAN:

Perolehan keuntungan Pertamina yang disuarakan telah diplintir, didramatisir dan dikesankan karena memanfaatkan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Padahal, sejak lahirnya UU Minyak dan Gas, pihak swasta non-BUMN selalu ditunjuk menyalurkan BBM bersubsubsidi oleh pemerintah, namun kenyataannya mereka mundur teratur karena rugi besar dan kalah bersaing dengan Pertamina.

Demikian pendapat pengamat energi, Sofyano Zakaria dalam keteranganya di Jakarta, Selasa (27/9).


"Di sektor penjualan BBM nonsubsidi pun terbukti, perusahaan minyak asing yang katanya kelas dunia  Petronas, akhirnya gulung tikar dan menjual seluruh SPBU-nya di Indonesia kepada Pertamina. Ini bukti kalau keuntungan jual BBM itu kecil," ujarnya.

Agar tidak rancu, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) itu meminta semua pihak agar menakar keuntungan Pertamina berdasarkan data yang akurat yang sudah resmi dipublikasikan oleh Pertamina.

"Tahun 2015, Solar PSO Petamina bisa dikatakan memang untung Rp  3,19 triiliun, tapi untuk penjualan BBM kerosene (minyak tanah) ternyata Pertamina rugi sekitar Rp 900 miliar," ujarnya.

Untuk penjualan premium penugasan pemerintah, jelas Sofyano, Pertamina juga berpotensi besar rugi sekitar Rp 5,9 triliun. Belum lagi premium untuk Jamali (Jawa Madura Bali) yang harga jual Pertamina dipatok tidak boleh berbeda lebih dari Rp 100 per liter dengan harga BBM penugasan pemerintah.

"Publik seharusnya bisa menyimpulkan bahwa bisnis BBM PSO & Penugasan serta LPG PSO sampai semester satu untung operasional benar cukup tinggi," katanya.

Tetapi perlu diingat, lanjut dia, bahwa keuntungan itu belum termasuk pembebanan overhead kantor pusat, impairment, interest & tax.

"Sehingga keuntungannya jika kita hitung tidak lebih dari 300 juta dolar AS. Dana keuntungan ini secara korporasi akan terkait pula untuk menutupi kerugian Pertamina akibat tidak naiknya harga jual BBM hingga September 2016," demikian Sofyano.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya