Produsen motor asal Taiwan SYM semakin percaya diri untuk menggarap pasar motor premium di Tanah Air. Pasalnya, di tengah pertumbuhan industri roda dua yang terus meningkat di Indonesia, daya beli masyarakat pun dinilai terus bertumbuh setiap tahunnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Head of Sales & Marketing PT. Sanyang Industri Indonesia (SYM Indonesia) Eric Riazul Hasan saat ditemui di kantornya, Cikarang, Minggu (25/9).
Menurutnya, meski kondisi perekonomian Indonesia dalam dua tahun terakhir tidak terlalu baik, namun daya beli masyarakat akan barang tetap tinggi. Eric memberi contoh bahwa porsi kredit motor hanya sebesar 10-15 persen, sementara sisanya sebesar 85-90 persen adalah masyarakat yang membeli motor secara tunai. Hal tersebut terlihat pada penjualan motor model 250 cc seharga Rp 63-67 juta per unit. Sedangkan untuk model 200 cc seharga Rp 43 juta per unit dan 125 cc seharga Rp 23 juta per unit.
"Saya anggap ini hal yang luar biasa karena orang Indonesia sudah main di segmen yang agak tinggi untuk motor matic yakni dominan di 250-400 cc. Selain itu untuk produk kita yang seharga Rp 63 juta, mungkin hanya segelintir orang yang bisa beli, itu pun porsinya fifty-fifty antara cash dan kredit, nah ini engga, lebih dominan yang cash," ujarnya.
Eric menuturkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari lima negara yang pertumbuhan ekonomi di level menengah meningkat sekitar 15 persen tiap tahun. Masyarakat berpenghasilan Rp 500 juta ke atas menjadi sasaran utama produk yang laris terjual di Prancis ini.
"Orang berpenghasilan Rp 500 juta ke atas per tahun punya kecenderungan untuk meng-explore merek baru. Terutama untuk kelas 250 cc ke atas," katanya.
Terkait tren pasar motor saat ini, menurut Eric, kebiasaan orang Indonesia naik motor bebek yang enggan untuk pindah-pindah transmisi telah berubah menjadi sesuatu yang praktis. Menurutnya, tren motor saat ini mengarah kepada motor bertransmisi otomatis, sehingga brand yang mendapat penghargaan Taiwan Excellence ini pun memilih untuk fokus pada segmen motor matic.
"Secara infrastruktur kita sudah siap untuk matic. Selain itu infrastruktur pemerintah juga mendukung dengan supply bahan bakar yang ada sekarang ini. Ini sesuai dengan penetrasi di pasar yang lebih banyak matic, dan kita memang spesialis di matic, ya sudah klik," tandas Eric.
[wah]