Performa PT Pertamina EP (PEP) dalam beberapa waktu terakhir di bawah kepemimpinan Direktur Utama Rony Gunawan dinilai kurang memuaskan.
Anak usaha PT Pertamina Persero ini hanya mampu memproduksi minyak mentah di kisaran 80.000 barel oil per day (bopd).
Angka performance ini sangat jauh di bawah leadership Dirut sebelumnya, Syamsu Alam. Di mana rata-rata produksi sekitar 117.000-123.000 bopd. Bahkan sempat berberapa kali puncaknya menembus angka 130.000 bopd.
Direktur Lembaga Kajian dan Advokasi Energi dan Sumber Daya Alam (LKA ESDA) AC Rachman mengatakan, fakta menunjukan, kalau Pertamina EP di bawah kepemimpinan Rony tidak berkembang.
"
Kok bisa sekarang produksi PEP di level 80 ribu bopd ? Hal ini tentu terkait dengan cara-cara Rony dalam pengambilan kebijakan di level operasional. Ini juga banyak dipertanyakan oleh para bawahannya," kata Rachman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (21/9).
Ia melanjutkan, selama ini program-program yang dijalankan PEP terlihat tanpa pemikiran dan analisa yang matang. Agar bisa berkembang, PEP yang mempunyai lapangan-lapangan tua memerlukan obat yang cermat dan cerdik untuk mengelola nya.
Rachman juga mempertanyakan terkait beberapa program krusial yang di pangkas oleh Rony karena alasan pengiritan.
Beberapa solusi yang dikeluarkan perseroan sifatnya juga hanya insidentil responsif yang berdampak pada short term.
"Justru yang menjadikan PEP babak belur pada long term-nya. Tidak perlu menunggu terlalu lama, hanya dalam kurun waktu kurang dari empat tahun, produksi PEP anjlok tak tertolong," ujarnya.
Rachman juga mengklaim, performance Rony yang amburadul ini menjadikan kursinya panas. Untuk mencari simpati, Rony mulai mengumbar cerita pilu†di depan para Serikat Pekerja dengan membuat kesan bahwa dia orang yang terdzalimi karena menentang atasan sehingga beresiko akan dipecat.
"Kenyataan sebenarnya adalah
performance dia yang membawa PEP ke ambang keruntuhan.Kondisi ini menuntut perbaikan kinerja dengan menempatkan orang terbaik untuk mengelola anak perusahaan kebanggaan PT Pertamina ini," tutupnya.
[wid]