Berita

KH Salahuddin Wahid/Net

Politik

Ini Kegagalan Tax Amnesty Di Mata Gus Solah

RABU, 14 SEPTEMBER 2016 | 11:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Tax Amnesty harus dilihat sebagai hak yang akan digunakan semua wajib pajak untuk melaporkan kekayaannya, karena di sana ada unsur "pengampunan". Tetapi pada kenyataannya, pelaksanaan tax amnesty terkesan lambat dan ada kemungkinan tak mencapai target.  

Isu ini juga menjadi salah satu keprihatinan dari ulama terkemuka Indonesia, KH Salahuddin Wahid, yang mengamati perkembangan situasi negara dan bangsa.

Pemikiran dari Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, itu terungkap dalam dalam pertemuannya dengan Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro, di Jakarta, kemarin.
 

 
"Pertanyaan utama dan pertama yang harus diajukan adalah mengapa pelaksanaan tax amnesty terkesan lambat dan target yang tercapai jauh dari yang diharapkan? Padahal di situ ada pengampunan pajak bagi para wajib pajak, terutama yang uangnya parkir di luar negeri. Kalau kata lambat tidak tepat dipakai, saya cenderung mengatakan, berjalan tidak semestinya,” ujar Kiai yang dikenal dengan sebutan Gus Solah itu.
 
Menurut Gus Solah, faktor utama penyebab lambatnya pelaksanaan tax amnesty adalah sosialisasi informasi yang kurang tepat mengenai tax amnesty kepada wajib pajak. Ada banyak distorsi informasi terkait tax amnesty di media sosial yang menyebabkan wajib pajak merasa kebingungan untuk membedakan informasi yang benar dan salah. Bahkan ada kemunculan rasa takut wajib pajak bahwa tax amnesty terkesan sebagai pintu masuk untuk menghukum orang.
 
Selain itu, ditambahkan oleh sesepuh Nahdlatul Ulama itu, ada kesan perlakuan berbeda yang diterapkan pemerintah terhadap wajib pajak yang merupakan golongan "pengemplang" pajak dan wajib pajak lain yang bukan "pengemplang". Sehingga dalam posisi ini, pemerintah dinilai melakukan ketidakadilan dalam pelaksanaan tax amnesty.
 
"Hingga saat ini saya tidak tahu berapa persen dana yang tadinya parkir di luar negeri dan sudah masuk ke Indonesia. Selain itu, yang perlu dipertanyakan lebih lanjut adalah, uang yang sudah masuk ke Indonesia akan diapakan? Bukan hanya soal pajaknya yang dibayarkan, tetapi juga uangnya akan dikemakanakan?" tanya cucu pendiri Nahdlatul Ulama itu.
 
Gus Solah mengingatkan dan juga merasa miris bahwa negara sebesar Indonesia tidak lebih kaya daripada Singapura ataupun Malaysia. Bahkan dalam pengumpulan pajaknya, Indonesia jauh di bawah dengan Belanda, sebagai contoh, yang besar negaranya hanya seluas Jawa Timur. 

Diingatkannya bahwa pajak ibarat darah bagi pembangunan ekonomi. Dan, untuk melanjutkan pembangunan Indonesia dibutuhkan banyak darah segar yang diharapkan dapat diperoleh melalui tax amnesty. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya