Berita

Foto/Net

Politik

Nunggu Presiden Datang, Menteri Peluk-pelukan

SABTU, 10 SEPTEMBER 2016 | 08:40 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Suasana hangat nan akrab begitu terasa di rapat kabinet paripurna, kemarin. Sambil menunggu Presiden Jokowi datang, para menteri saling melepas kangen. Mengobrol santai atau sekadar menanyakan kabar. Beberapa menteri bercanda hingga berpelukan.

Sepulang dari luar negeri, Presiden Jokowi langsung mengumpulkan para menterinya. Eks walikota Solo itu sepertinya ingin segera membagikan "oleh-oleh" yang dibawa dari kunjungannya selama menghadiri KTT G-20 di China dan KTT ASEAN di Laos. Rapat paripurna pun digelar. Agendanya khusus untuk membahas hasil blusukan dari China dan Laos.

Rapat paripurna kali ini agak berbeda, tidak digelar di Kantor Kepresidenan tapi di Istana Negara. Mungkin karena banyaknya peserta rapat. Hampir seluruh menteri hadir, mungkin hanya Menteri Agama Lukman Hakim yang absen karena sedang mengurus haji di Arab Saudi. Hadir juga Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan sejumlah pimpinan lembaga ekonomi seperti Kepala KEN Soetrisno Backhir, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.


Rapat digelar pukul 10 pagi. Setengah jam sebelum acara, hampir seluruh menteri sudah berkumpul di Istana Negara. Dandanannya rapi-rapi, berbatik lengan panjang atau berkemeja putih. Seperti biasa, sebelum rapat dimulai, para wartawan diizinkan untuk mengintip jalannya sidang. Sebentar saja. Tak lebih dari lima menit. Usai Jokowi memberi pengantar, para wartawan diarahkan ke luar ruangan. Setelah itu rapat digelar tertutup.

Dan seperti sudah menjadi kebiasaan, sebelum rapat dimulai, para menteri yang hadir saling melepas kangen. Mengobrol santai atau sekadar menanyakan kabar. Dari semua yang hadir, Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti yang terlihat paling atraktif. Dandanannya pun agak berbeda dari yang lain: dress hitam dengan kaca mata. Tangan kanannya menenteng berkas.

Pemilik maskapai Susi Air ini berkeliling, menyapa sana sini. Hampir semua menteri disapa termasuk Panglima TNI dan Kapolri. Nah, giliran menyapa Seskab Pramono Anung, terlihat keduanya mengobrol sedikit lama. Entah apa yang dibicarakan, namun keduanya terlihat tertawa lepas sekali. Terbahak. Malah Pram membalas candaan Susi dengan memeluknya dari belakang. Usai menyapa Pram, Susi lanjut mendekati Luhut Panjaitan. Dari sana keduanya pun terlihat mengobrol. Luhut membalasnya dengan merangkul Susi.

Tak lama kemudian, Presiden datang bersama Wapres Jusuf Kalla. Suasana akrab berganti menjadi serius. Jokowi duduk bersampingan dengan Wapres JK, tepat di bawah lukisan Presiden Soekarno. Di samping kanannya duduk para menteri koordinator: Wiranto, Darmin Nasution, Puan Maharani dan Luhut Panjaitan. Samping kirinya, Pratikno, Pramono Anung, Teten Masduki, dan Sri Mulyani.

Usai rapat, Rakyat Merdeka sempat menunjukkan hasil jepretannya kepada Susi. Melihat foto-foto keakrabannya dengan para menteri, Susi tak protes. Termasuk saat fotonya dipeluk Pramono. Menteri Susi malah tertawa ngakak. "Wah, nanti saya bisa disangka pacaran sama Mas Pram nih," kata Susi, sambil menepuk bahu.

Apa yang disampaikan Jokowi? Dalam pengantarnya, Presiden menceritakan hasil pertemuannya dengan para kepala negara di acara KTT G-20 dan KTT ASEAN. Hasilnya, dia bilang persaingan antar negara saat terlihat sekali makin sengit. Semua negara berlomba-lomba berebut arus investasi dan modal yang masuk ke negaranya masing-masing. Berdasarkan realitas tersebut, Jokowi menginstruksikan kepada jajarannya untuk menentukan arah perekonomian nasional.

Menurutnya, dengan cara itulah Indonesia dapat membangun keunikannya yang sekaligus menjadi keunggulan Indonesia dalam bersaing dengan negara lainnya.

"Ini untuk menyelesaikan masalah ekonomi tanpa harus kejar-kejaran dengan negara lain. Itu yang akan dibahas secara detail dalam rapat hari ini," kata Jokowi.

Setelah memberi pengantar, Jokowi pun memberikan kesempatan kepada JK untuk menyampaikan sejarah perekonomian negara Indonesia dari awal berdirinya Indonesia hingga kini. Para menteri menyimak dengan serius. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya