Berita

Jusuf Kalla/Net

Politik

Istilah "Pemberontakan" Yang Dikeluarkan JK Terlalu Berlebihan

SELASA, 30 AGUSTUS 2016 | 13:51 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menyebutkan saat ini "pemberontakan" dipimpin media sosial (medsos) dinilai terlalu berlebihan.

Di depan peserta pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri TA 2016 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin kemarin (29/8/), JK mengatakan dunia saat ini banyak dilanda konflik dan pemberontakan tidak terlepas dari peran medsos.

"Dulu setiap konflik selalu ada pemimpin. Sekarang dunia revolusi tanpa pemimpin lagi. Yang Pimpin Facebook, SMS, WA (WhatsApp), media sosial, itu yang terjadi," kata politisi gaek Golkar itu.


Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan pernyataan JK yang menggunakan istilah "pemberontakan" itu kurang tepat.

Pasalnya, jelas Jajat, yang terjadi di medsos saat ini hanya ekspresi bersuara walaupun ada beberapa yang dinilai berlebihan dalam penyampaiannya. Namun tidaklah tepat jika hal itu disebut dengan istilah "pemberontakan".

"Istilah pemberontakan hanya tepat kepada pergerakan-pergerakan nyata yang mengganggu stabilitas keamanan nasional, jika hanya karena kritik dan penyampaian informasi di media sosial sudah ada aturan yang mengatur UU ITE, malah sebaliknya jika disebut pemberontakan dikhawatirkan justru akan terkesan pemerintah anti kritik," papar dia, Selasa (30/8).

Menurut Jajat, di era modern yang serba cepat ini, segala informasi dapat dengan mudah diperoleh masyarakat melalui medsos. Sejatinya, dengan kewenangan yang dimilikinya, pemerintah bisa juga memanfaatkan medsos untuk bergerak cepat menanggapi isu yang beredar di masyarakat, sehingga kejadian-kejadian yang tidak diinginkan bisa dihindari.

"Pemberontakan bisa terjadi karena satu alasan yang jelas dan terorganisir, jika kritik dianggap pemberontak apa bedanya dengan hidup di era orde baru yang segala sesuatunya serba dibatasi," tegas dia. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya