Mabes Polri sudah mengeÂtahui adanya rekaman video testimoni Freddy Budiman soal keterlibatan aparat penegak hukum dalam peredaran narkoba.
Namun, Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto mengaku, pihaknya belum memegang bukti rekaman video yang diÂharapkan bisa memberikan peÂtunjuk baru untuk mengungkap fakta di balik testimoni Freddy Budiman.
Rekaman video itu, kata dia, masih berada di Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum dan HAM).
"Kami belum pegang, masih di sana itu," ujar Rikwanto di Jakarta, kemarin.
Meski begitu, Rikwanto menegaskan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kemenkum dan HAM agar bisa segera mendapatkan video rekaman tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin pihak kepolisian akan menyaksikan video itu secara bersama-sama dengan pihak lain.
"Kita nonton bareng saja, biar diputar di sana. Kita lihat bareng, apa sih isinya. Biar kita bisa langsung sama-sama komentari," katanya.
Terkait langkah-langkah yang sudah dilakukan TPF, Rikwanto mengungkapkan, dalam sepekan terakhir. TPF terus mencari informasi dan verifikasi terkait informasi yang berada di dalam testimoni Freddy Budiman.
Termasuk melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan, tempat mendiang Freddy sempat ditahan sebeÂlum eksekusi mati, dan berkoÂmunikasi dengan orang-orang yang menjadi saksi pertemuan Freddy dengan Haris.
"Jadi kami sudah berbiÂcara dengan John Kei (salah satu penghuni Lapas Nusakambangan), pendeta, yang menjadi saksi pertemuan itu, dan sipir-sipir yang sempat menjaga Freddy," jelasnya.
Lebih lanjut, Rikwanto mengungkapkan, nantinya semua hasil-hasil temuan, terÂmasuk fakta-fakta baru, akan dikompilasi dan dianalisa. Sehingga laporan dari TPF itu bersifat komprehensif dan tidak sepotong-sepotong.
Hal ini juga termasuk denÂgan sinergi berupa pertukaran informasi yang dilakukan TPF Polri dengan tim investigasi bentukan BNN dan Mabes TNI.
"Kami analisa semua jadi tidak bertabrakan antara satu tim dengan tim yang lain, atau beda keterangan antara yang satu dengan yang lain," katanya.
Rikwanto pun mengungkapÂkan, pihak Kepolisian telah menetapkan target untuk TPF agar bisa menyelesaikan penÂdalaman dan investigasi soal testimoni Freddy Budiman. Setidaknya, tim diharapkan sudah bisa menyelesaikan tugasnya hingga satu bulan mendatang.
"Kami diberi waktu satu buÂlan. Mudah-mudahan sebelum satu bulan sudah ditemukan hasil apa yang dimaksud dalam testimoni itu. Mudah-mudahan sebelum satu bulan sudah terang, sudah terurai semuanya," jelasnya lagi.
Sekedar informasi, video rekaman Freddy tersebut meruÂpakan salah satu temuan Tim Pencari Fakta (TPF) Mabes Polri terkait testimoni terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman, kepada Koordinator KontraS, Haris Azhar. Jadi, selain bercerita pada Haris Azhar, Freddy ternyata juga membuat testimoni dalam bentuk rekaman sebelum dirinya dieksekusi mati, dan diserahkan ke petugas Lapas Nusakambangan.
Ketua Tim Investigasi Polri, Komjen Dwi Priyatno bahkan mengaku belum menyaksiÂkan video tersebut. Dia pun berharap bisa segera mengeÂtahui isinya untuk bisa segera melakukan penanganan lebih lanjut.
"Video itu sudah ada di tangan Dirjen PAS, dan tim berharap bisa menyaksikan isinya seperti apa," kata Dwi.
Sementara itu, terkait peÂnyelidikan tentang aliran dana Freddy Budiman yang diduga mengalir ke sejumlah oknum penegak hukum, belum meÂnemui titik terang. Pasalnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan masih kesulitan karena setelah diÂlakukan pengecekan belum ditemukan ada rekening atas nama Freddy Budiman.
"Sekarang kita saja masih cari ada enggak nama Freddy Budiman di rekening. Kalau enggak ada kan kita enggak bisa bilang aliran uang Freddy mengalir kemana," kata Direktur Kerjasama dan Humas PPATK Firman Santyabudi di Kantor BNN, Jakarta, Jumat (19/8).
PPATK menduga, Freddy menggunakan rekening jaringannya atau kerabat terdekatnya untuk melakukan transaksi. Bahkan jaringan Freddy juga bisa jadi meminjam rekening masyarakat yang awam untuk melakukan transaksi dengan memberikan imbalan tertentu. ***