Berita

Kurtubi/Net

Bisnis

Paham Masalah Dan Seorang Nasionalis, Syarat Jadi Menteri ESDM

SABTU, 20 AGUSTUS 2016 | 18:15 WIB | LAPORAN:

RMOL.  Presiden Joko Widodo jangan sampai salah dalam memilih orang yang akan diangkat jadi Menteri ESDM. Syarat untuk menjadi Menteri ESDM harus menguasai Yakni masalah kelistrikan, minerba (mineral dan batu bara), dan migas (minyak dan gas).

Demikian disampaikan anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi, dalam diskusi Geger Arcandra dan Nasib Sektor ESDM di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/8).

"Masalah migas, minerba dan kelistrikan ini menurut pendapat saya, membutuhkan penanganan yang tepat oleh orang yang tepat agar kebijakan-kebijakannya bisa cepat dan tepat. Sebab saya melihat ketiga sektor ini sudah pada posisi darurat," tegasnya.


Sektor migas misalnya, saat ini produksi minyak dan gas dari dalam negeri begitu rendah. Indonesia hanya mampu memproduksi 800 ribu barel per hari. Sementara itu, Indonesia sampai detik ini masih mengimpor hingga 60 persen dari kebutuhan BBM dalam negeri.

"Energi rumah tangga diimpor 70 persen misalnya. Mengapa investasi di migas begitu anjlok. Ini konkret," ungkap politikus Nasdem ini.

Kurtubi kemudian menyatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan Menteri ESDM dipilih dari kalangan partai ataupun nonpartai. Sebab yang paling penting Menteri ESDM memiliki jiwa nasionalis dalam kondisi apapun. Menteri ESDM harus punya prinsip masalah energi dan sumber daya mineral mesti dikuasai negara.

"Saya termasuk yang berpendapat tidak perlu ditarik garis batas, dikotomi antara kalangan profesional dan politisi," tegasnya.

Sebab pengalaman bangsa ini, tambahnya, ada Menteri ESDM yang berasal dari kalangan profesional yang bukan parpol justru menjerumuskan bangsa ini.

"UU Migas 22/2001 diajukan ke DPR, menterinya bukan dari kalangan Parpol. Tolong catat itu yang mengajukan RUU Migas ke DPR. Sehingga industri migas dalam negeri hancur seperti saat ini. Itu perbuatan oleh menteri yang bukan dari parpol. Enggak ada urusan dengan parpol atau bukan parpol, yang penting dia mengerti masalah dan memiliki jiwa nasionalisme," tandasnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya