Berita

Net

Bisnis

Perbaiki Rating Agar Jadi Negara Layak Investasi

JUMAT, 19 AGUSTUS 2016 | 13:22 WIB | LAPORAN:

Komisi XI DPR RI menyambut baik pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait RAPBN 2017. Postur RAPBN yang dinilainya masih belum kredibel masih bisa dibahas antara pemerintah dan parlemen guna mengejar rating investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat Standard and Poor (S&P), Moody’s, dan Fitch.

Anggota Komisi XI Johny G. Plate menjelaskan, tiga lembaga tersebut menjadi acuan dunia usaha sebagai corong informasi kelaikan berinvestasi berdasarkan sovereign credit rating di tiap negara. Sehingga, mau tidak mau, pemerintah harus memperbaiki postur RAPBN 2017 terutama pada asumsi makro.

Menurutnya, asumsi Makro dalam RAPBN 2017 sampai saat ini masih menggunakan asumsi lama yang terlalu optimistis. Koreksi terhadap asumsi bisa dimulai dengan memperbaiki harga acuan minyak dan gas dan target lifting. Kalau tidak, ancaman defisit Rp 332,8 triliun atau 2,41 persen dari produk domestik bruto (PDB) tidak bisa dihindari.


"Penghitungan saya, itu RAPBN 2017 di bawah sedikit Rp 2.000 bukan Rp. 2.070 seperti kita tahu saat ini," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/8).

Johny mengatakan, kredibilitas APBN sangat penting. Investasi dari negara lain akan berbondong-bondong masuk ke dalam berbagai macam bentuk investasi di dalam negeri jika Indonesia mampu meraih investment grade. Untuk menaikkan kredibilitas APBN, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya termasuk efisiensi dan menggenjot penerimaan dari pengampunan pajak atau tax amnesty.

Namun demikian, lanjutnya, untuk mendapatkan predikat investment grade perlu upaya lain seperti dengan menaikkan kredibilitas anggaran dari sisi pembiayaan dan belanja negara.

"Saat ini BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) tengah hold Rp 7.000 triliun modal yang siap masuk ke dalam negeri, tapi posisinya masih wait and see karena investment grade masih belum didapat," jelas Johny.

Ditambahkannya, pemerinttah masih punya waktu sampai November 2016 sebelum Fitch, Moody’s, dan Standard and Poor memperbaiki rating investasi. Jika pembahasan antara pemerintah dengan DPR terkait RAPBN 2017 seperti yang diharapkan maka pipe line investasi terbuka lebar dan pasar modal dalam negeri akan dibanjiri oleh investor. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya