. Titik terang soal calon gubernur dan wakil gubernur dari PDI Perjuangan mulai terlihat kini.
Berawal dari penyataan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyebut ada tiga opsi dari PDIP. Pertama, PDIP masuk dalam barisan pendukung incumbent Basuki Purnama atau Ahok dengan mengajukan Djarot Syaiful Hidayat (DSH) sebagai Cawagub. Dua, PDIP mengajukan calon hasil penjaringan yang dilakukan. Dan terakhir, PDIP mengajukan calon kejutan alias baru sama sekali di luar opsi 1 dan 2.
Pakar politik senior, Muhammad AS Hikam, dikutip akun facebook pribadinya, berpendapat bahwa dari tiga opsi itu hanya opsi pertama yang punya kemungkinan tinggi untuk diambil dan membuat PDIP menuai kemenangan.
"Karenanya ini adalah opsi yang juga paling logis untuk diambil oleh partai berlambang banteng tersebut. Pasalnya, setelah Risma (Walikota Surabaya) menolak jadi calon gubernur, hanya DSH sebagai Cawagub Ahok yang merupakan pilihan kedua terbaik bagi PDIP," jelas Hikam.
Opsi Ahok-Djarot disebutnya paling aman serta tidak menguras terlalu banyak energi untuk pemenangan. Tambahan lagi, secara politis opsi ini juga akan membantu menjamin dominasi PDIP dalam perpolitikan di ibu kota serta memperkuat tandem Ahok dengan Presiden Joko Widodo.
Bagaimana dengan opsi dua dan tiga? Bagi Hikam, opsi kedua sangat riskan bagi PDIP karena calon-calon yang telah dijaring tidak mampu bersaing dalam hal elektabilitas dan popularitas dengan Ahok. PDIP bahkan bisa kehilangan pengaruh dalam perpolitikan di DKI kendati punya porsi kursi terbesar di DPRD.
Sedangkan opsi ketiga baginya adalah opsi yang paling kecil untuk diambil PDIP.
"Saya malah menganggap opsi itu hanya semacam sandiwara politik atau political gimmick PDIP yang tujuannya agar tak terlalu kehilangan muka di ranah publik," ujar Hikam.
Secara riil, dalam kontestasi Pilkada DKI saat ini, semua calon potensial sejatinya telah beredar di ranah publik sehingga amat susah memunculkan calon yang bisa benar-benar bikin kejutan dan pada saat sama punya kans memenangi Pilkada.
Terkait opsi terakhir, Hikam berpendapat nama Rizal Ramli (RR) paling tepat sebagai calon kejutan. Namun, apakah ada kemungkinan PDIP mau mencalonkan RR?
"Saya rada pesimis, sebab sampai saat ini belum ada tanda dari mantan Menko Maritim tersebut bahwa beliau tertarik ikut terjun dalam kompetisi di Pilkada DKI," ungkap Hikam.
"Lagi pula, setahu saya, RR rasanya bukan tipe orang yang akan mau menjadi petugas partai. Atau saya keliru?" tambahnya.
[ald]