Berita

Natalius Pigai/Net

Nusantara

Natalius Pigai: Tanjung Balai Memang Rawan, Melayu Dan Aceh Juga Pernah Konflik

KAMIS, 11 AGUSTUS 2016 | 17:58 WIB | LAPORAN:

Komnas HAM meminta Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kota Tanjung Balai untuk melakukan reintegrasi sosial antaretnis dan antaragama pasca peristiwa perusakan dan pembakaran rumah ibadah Sabtu dini hari (30/7) lalu di Tanjung Balai.

Permintaan tersebut mengingat kerusuhan berbau SARA di Tanjung Balai sudah beberapa kali terjadi. Yaitu, pada tahun 1979, tahun 1989, dan tahun 1998.

Komnas HAM mendorong proses reintegrasi sosial harus dipimpin oleh pemerintah dengan melibatkan berbagai tokoh masyarakat dan tokoh agama di Tanjung Balai.


"Sebelumnya juga pernah konflik antara Melayu dan suku Aceh di Tanjung Balai. Jadi memang Tanjung Balai ini wilayah yang rentan konflik ras dan etnis," ujar Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, di kantornya, Jakarta, Kamis, (11/8).

Untuk itu, Komnas HAM merekomendasikan agar pemerintah mencari tahu dan memutus mata rantai komunikasi yang berorientasi pada kebencian ras, etnis dan agama.

Komnas HAM menilai kerusuhan pada Sabtu akhir bulan lalu terjadi karena penanggung jawab keamanan belum mampu mengorganisir kekuatan internal aparat keamanan dan tidak mampu mengendalikan amuk massa di Kota Tanjung Balai.

"Aparat keamanan lambat mengantisipasi amuk massa sehingga menyebabkan rusak dan terbakarnya 15 bangunan yang terdiri dari rumah ibadah dan rumah pribadi," kata Pigai.

Kerusuhan yang berujung pembakaran sejumlah wihara dan kelenteng di Tanjung Balai pada Sabtu (30/7) lalu berawal dari protes seorang warga etnis Cina terhadap suara azan di masjid Al Maksum, Jalan Karya Tanjung Balai tepatnya di depan rumahnya. Kemudian, ditengarai ada provokasi lewat media sosial. zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya