Berita

sudarnoto a hakim/net

Waspada, Teroris Pengaruhi Remaja Minim Pengetahuan Agama

MINGGU, 31 JULI 2016 | 00:25 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Saat ini, masyarakat sudah harus lebih serius memberikan perhatian terhadap gerakan radikalisasi yang dilakukan, terutama di kalangan anak-anak remaja usia sekolah. Beberapa tahun belakangan ini, secara ekstensif dan intensif, kelompok ideologis Jihadi memilih strategi dan cara-cara yang diyakini lebih efektif, persuasif dan atraktif untuk merekrut anak-anak remaja menjadi pendukung ideologi Jihadisme.

Demikian disampaikan cendekiawan muslim Sudarnoto Abdul Hakim. Pernyataan Sudarnoto ini disampaikan saat menjadi narasumber dalam konfrensi internasional yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rabitah Alam Islami. Konfernsi yang digelar di Mataram, NTB, dari tanggal 29 Juli sampai 1 Agustus ini bertemakan Counter Terrorism and Sectarianisme.

"Pasca al-Qaedah, kelompok ini cenderung membangun jaringan berbasis ICT untuk memperluas dan memperkokoh Jihadisme global. Penggunaan internet, website, video, video games, bahkan komik, instagram dan lain-lain menjadi pilihan untuk menarik perhatian, meyakinkan pentingnya ideologi Jihadisme ini," kata Sudarnoto.


Sudarnoto mengingatkan,anak-anak remaja usia sekolah ini tercatat sebagai pengguna setia media-media tersebut. Hampir waktu-waktu panjang dalam kehidupan sehari-hari mereka manfaatkan untuk chatting, video games dan lain-lain. Bahkan tidak sedikit anak-anak ini bersedia untuk mengurangi jatah tidur di malam hari (begadang) karena asyik dengan media-media ini.

Melalui media dan pendekatan seperti inilah, sambung Sudarnoto, kelompok teroris melalukan indoktrinasi terhadap anak-anak remaja dengan cara-cara yang menyenangkan, menghibur, mengesankan dan efektif. Dan lemahnya pengetahuan tentang agama juga menjadi peluang yang sangat baik bagi kelompok teroris untuk mempengaruhi alam pikiran dan keyakinan anak-anak remaja.

"Inilah global atau modern terrorism yang lebih cenderung memanfaatkan atau menggunakan media sosial untuk memperluas jaringan jihadisme. Banyak yang mengatakan ini juga disebut sebagai cyberterrorism yang nampaknya sangat efektif untuk memperkenalkan jihadisme khususnya di kalangan remaja, merekrut remaja dan kemudian menyediakan berbagai training bagi remaja sehingga mereka menjadi kader-kader militan," demikian Sudarnoto. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya