Berita

abdullah rasyid/net

Konflik Sara Akan Hilang Bila Keadilan Ditegakkan

SABTU, 30 JULI 2016 | 23:48 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Kabar pembakaran vihara dan klenteng di Kota Tanjungbalai sangat mengejutkan dan menyentak. Ini artinya, konflik Sara bisa terjadi dan meledak, atau selama ini seperti api dalam sekam.

"Kita tentu sangat menyesalkan terjadinya hal ini, tapi kita juga tidak boleh menutup mata akan kondisi dan keadaan rakyat selama ini. Konflik seperti ini terjadi sering bukan karna kebencian tapi karena ketidakadilan," kata Direktur Sabang Merauke Institute, Abdullah Rasyid, dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 30/7).

Menurut Rasyid, yang juga Seknas Boemi Poetera, sudah terlalu lama kaoem Boemi Poetera diperlakukan tidak pantas di negara Indonesia yang direbut dengan cucuran keringat, air mata, bahkan darah para syuhada pendiri bangsa ini.‎ Kini terlihat, penguasaan ekonomi oleh etnis tertentu ditambah dukungan pejabat bermental korup, sering mengakibatkan kesombongan yang berlebihan dan mulai diperlihatkan di depan publik.


"Sebenarnya ini menjadi tugas negara untuk mensejahterakan rakyat, mempersempit kesenjangan ekonomi dan menjamin semua warga negara agar mendapat penghasilan melalui pekerjaan yang layak," ungkap Rasyid.

Rasyid mengingatkan, konflik Sara adalah masalah serius yang bisa mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, segenap komponen bangsa harus bahu membahu dan bergotong royong bergerak cepat mematikan sumber-sumber konflik-konflik Sara yang ada.

Dan bila ingin menghilangkan konflik Sara, jelas Rasyid, syarat utamanya harus ditegakkan keadilan, baik keadilan ekonomi juga keadilan politik. Negara harus memberi ruang Boemi Poetera untuk berusaha, bukan justru menggusur dan menghilangkan mata pencarian mereka. Jika tercipta keadilan pada kehidupan rakyat, maka rasa saling menghormati yang selama ini ada pada bangsa ini semakin mudah dirajut kembali.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang saling menghormati dalam perbedaan. Apapun latar belakang suku maupun agamanya, kita adalah satu Bangsa Indonesia," demikian Rasyid. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya