Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Aktivis 98: Kritik Tim 13 Ke Densus 88 Blunder

SABTU, 16 JULI 2016 | 21:17 WIB | LAPORAN:

‎RMOL. Polri maupun Densus 88 telah berusaha keras memberikan rasa aman kepada masyarakat. Jangan selalu punya prasangka buruk dalam setiap penanganan teroris di Indonesia.

‎Begitu dikatakan Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari) 98, Willy Prakarsa, kepada redaksi, Sabtu (16/7).

‎Pernyataan tersebut sekaligus catatan ‎yang diberikan Willy atas pembentukan tim 13 soal evaluasi penanganan terorisme oleh Densus 88 di Indonesia.

‎"Dikit-dikit beri evaluasi, dan atas nama ham. Jika bicara ham ya, Pancasila lebih santun, bijaksana dan arif. Bukan ham hasil impor," sambungnya.

Willy mendukung mantan Kepala BNPT yang kini menjadi Kapolri Jenderal Tito Karnavian bisa duet dengan Gubernur Akpol Irjen Pol Anas Yusuf yang dikenal dekat dengan para ulama untuk sikat habis para teroris di bumi Indonesia. Aktivis 98 ini tidak menginginkan Indonesia dijadikan ladang eksekusi terorisme seperti di negara-negara lain.

"Kita ingin hidup dengan damai tanpa terorisme, dan tak ada tempat bagi teroris di Indonesia," ujarnya.

Willy tegaskan, reaksi tim 13 yang kurang begitu mendukung dalam melakukan penangkapan terhadap terduga teroris adalah blunder. Sebab, kinerja Densus 88 diyakininya sudah mendapat masukan dari laporan intelijen baik dari BIN, Bais, BIK dan BNPT maupun Densus sendiri dalam melakukan penindakan.

"Ini adalah langkah nyata dari aparat keamanan demi memberikan rasa aman kepada masyakatnya. Jangan cuma bisa kritik dan semprit soal pelanggaran ham, mendingan bantu Densus 88 cari teroris yang jadi DPO atau ikut proteksi bibit teroris di Indonesia. Jangan-jangan ada konspirasi besar juga dibalik evaluasi penanganan teroris," jelasnya.

Dia menambahkan, aksi teror yang baru-baru ini terjadi dinegara lain seperti di Perancis, bom madinah, turki, dan kelompok Abu Sayyaf di Filipina harus membuka mata bahwa aksi tersebut masih bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.

‎"Masyarakat juga harus waspada dengan kehadiran orang baru. Kalau masyarakat dan para pengkritik Densus 88 ikut peduli maka calon teroris pasti tidak ada tempat yang aman buat dia dalam melakukan persiapan teror. Tapi jika apatis dan justru cibir Densus ya tambah untungkan teroris, karena mereka jadi dilindungi," demikian Willy. [sam]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Romo Benny, Sosok Penyebar Cinta Damai dan Kerukunan Antarumat Beragama

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 08:05

FTA, Memperkuat Demokrasi Liberal Ala Amerika (Bagian I)

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:36

KITB Makin Menarik Perhatian Investor, Dua Pabrik Mulai Beroperasi

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:32

Kabar Duka, Romo Benny Meninggal Dunia

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:22

Warga Mulai Menyemut Penasaran Lihat Alutsista TNI

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:09

Biden Ragukan Pemilu Presiden AS akan Berlangsung Damai

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:02

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun ke 72,54 Dolar AS per Barel

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:45

Ciputra Serok 46,8 Juta Saham MTDL Seharga Rp22,5 Miliar

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:18

Perahu Kayu Produksi Demak Tak Kalah Peminat dari Jepara

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:13

Penyusunan Rencana Zonasi Tata Ruang Laut Perlu Sinergitas Stakeholder

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 05:58

Selengkapnya