Berita

joko widodo/net

Politik

RESHUFFLE KABINET

Aktivis: Jokowi Salah Reshuffle, Bisa People Power

RABU, 13 JULI 2016 | 14:49 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kondisi ekonomi dan politik Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Banyak program Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla yang sekadar karitatif bahkan bersifat seremonial belaka.

"Pemerintah tidak menyentuh masalah pokok rakyat, yakni penciptaan lapangan kerja dan kondusifitas perburuhan, serta peningkatan produktivitas pertanian secara sistemik," ujar Jurubicara Jaringan '98, Ricky Tamba, lewat pernyataan tertulis kepada wartawan, Rabu (13/7).


Mirisnya, lanjut dia, modal asing hasil neoliberalisme yang menggempur hingga pelosok daerah makin menghancurkan ekonomi nasional.

Jaringan '98 menilai mayoritas menteri masih harus belajar keras tentang tata cara pembuatan kebijakan publik agar implementatif dan bermanfaat.

"Keputusan sering diambil spontan tak detil, serta emosional guna pencitraan. Padahal, kebijakannya justru membuat rakyat marah," kata Ricky.

Dalam perspektif kebangsaan, lanjut Ricky, pemerintah begitu tunduk pada doktrin-doktrin pasar bebas sehingga banyak gagasan yang ditujukan untuk menarik modal, tetapi mengabaikan hak konstitusi rakyat.

"Ini bukan lagi neoliberal tapi sudah ultraliberal. Semakin hari semakin jauh dari janji Nawacita dan Trisakti. Sebagai aktivis, kami bisa rasakan bahwa gejala perlawanan rakyat yang menjelma ke people power akan menjadi kenyataan," kritiknya.

Langkah mendesak yang harus dilakukan Presiden Jokowi, saran Ricky, adalah reshuffle kabinet secara cerdas, kreatif dan inovatif. Bila reshuffle masih dengan pendekatan politik transaksional, tokoh-tokoh non partai yang berintegritas dan konsisten dalam perjuangan kerakyatan akan mustahil masuk pemerintahan.

"Bila ini yang terjadi, takkan ada perubahan Kabinet Kerja, khianati janji Pilpres 2014. Hati-hati. Salah reshuffle bisa people power," pungkas Ricky. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya