Berita

boris johnson/net

Dunia

Boris Johnson: Kita Tidak Bisa Berpaling Dari Eropa

SABTU, 25 JUNI 2016 | 08:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

David Cameron mengundurkan diri dari posisi Perdana Menteri, kemarin pagi, setelah Inggris Raya memutuskan meninggalkan Uni Eropa lewat referendum.

Kemenangan kubu "leave" memicu krisis politik, ekonomi dan konstitusional. Bank of England melakukan intervensi di pasar keuangan untuk mencegah "crash".

Ancaman lain datang karena pemerintah Skotlandia mengancam akan menggelar referendum untuk memisahkan diri dari Inggris Raya. Pejabat Skotlandia mengklaim rakyat akan mengambil pilihan berbeda yaitu tetap bertahan di Uni Eropa.


Dalam pemilihan, jumlah pemilih di seluruh Britania Raya yang menggunakan hak suaranya mencapai 71,8 persen. Dapat dilaporkan bahwa wilayah yang memilih tetap bersama Uni Eropa adalah Skotlandia dan Irlandia Utara. Sedangkan England dan Wales memilih Brexit dengan angka 53,4 persen Vs 46,6 persen.

Menyusul setelah itu, dua tokoh Partai Konservatif Inggris, mantan Walikota London, Boris Johnson dan Menteri Kehakiman, Michael Gove, dikabarkan sedang mempersiapkan diri untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Konservatif setelah voting paling dramatis dalam sejarah politik Inggris modern.

Sosok lainnya yang dianggap berpotensi menggantikan Cameron adalah Menteri Keuangan Inggris, George Osbourne, yang juga merupakan anggota Partai Konservatif. George dikabarkan didukung sepertiga pendukung Partai Konservatif untuk memimpin pemerintahan.

Belum apa-apa, Boris Johnson seolah sudah memposisikan dirinya sebagai Perdana Menteri yang akan datang. Ia berpidato dengan mendesak persatuan Inggris dan berbicara tentang masa depan cerah yang sekarang menanti Britania Raya.

"Saya ingin berbicara kepada jutaan orang yang tidak memilih untuk hasil ini (keluar dari UE), terutama orang muda yang mungkin merasa bahwa keputusan ini dalam beberapa cara menjadi isolasionisme. Saya pikir itu tidak benar," katanya, dikutip dari Telegraph.

"Untuk mereka yang mungkin cemas, ini tidak berarti bahwa UK akan menjadi tidak bersatu atau tidak berarti akan menjadi 'kurang Eropa'," tambahnya.

Boris Johnson malah mencoba meyakinkan bahwa Inggris tidak akan berpaling dari Eropa dan tetap menegaskan bahwa negerinya adalah bagian dari masyarakat Eropa yang beradab.

"Kita tidak bisa berpaling dari Eropa. Kami adalah bagian dari Eropa. Anak-anak dan cucu kita akan terus memiliki masa depan yang indah seperti kebanyakan orang Eropa lainnya bepergian ke seluruh benua ini, memahami bahasa dan budaya yang membentuk peradaban Eropa," urainya.

Sedangkan George Osborne dikabarkan telah mengajukan tawaran kepada Johnson pada Jumat dinihari menyusul kemenangan mengejutkan kubu "leave".

Sumber yang dekat dengan Boris Johnson mengatakan, Boris sempat sangat emosional menanggapi pengunduran diri  Perdana Menteri Cameron dan "merasa bertanggung jawab secara pribadi" saat ia melihat Cameron mengatakan dirinya bukan lagi orang yang tepat untuk menjadi "kapten" yang mengarahkan negara ke tujuan berikutnya.

Cameron sendiri dikabarkan sempat menghubungi Gove sebelum membuat pidato pengunduran dirinya di luar kediaman resmi. Dia menolak untuk melakukan kontak dengan Johnson, dan hanya membalas pesan teks yang dikirim oleh mantan walikota London itu. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya