Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) masih sepi penumpang, kendati puncak mudik Lebaran sebentar lagi.
Ferdy Hans duduk termangu di salah satu loket penjualan tiket bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa lalu (22/6). Lamunan pria yang mengenakan seragam Perusahaan Otobus (PO) Lorena ini, buyar saat telepon di depanÂnya berbunyi.
Sejurus kemudian, pria berkulit gelap ini memberitahukan harga tiket kepada calon penumpang di ujung telepon. "Sekarang sepi banget. Turun 60 persen dibanding tahun lalu," ujar Ferdy sesusai menerima telepon itu.
Hingga dua minggu menjelang Lebaran, Ferdy mengeluh tidak ada seorang pun yang memÂbeli tiket untuk keberangkatan seminggu sebelum Lebaran. Padahal tahun lalu, dua minggu sebelum Lebaran, sudah banyak yang pesan. "Paling tidak ada 20 orang yang memesan untuk keÂberangkatan seminggu sebelum Lebaran," ucapnya.
Saat ini, menurutnya, banyak orang yang sekadar bertanya melalui telepon maupun datang langsung ke terminal, namun banyak yang mengurungkan niÂatnya karena harga tiket naik dua kali lipat dibanding hari biasa. "Kita tidak bisa berbuat banÂyak karena memang kebijakan atasan," ujar Ferdy pasrah.
Ferdy memberitahukan, mulai 22 Juni, tiket bus AKAP naik secara pelan-pelan. "Puncaknya seminggu hingga satu hari sebeÂlum Lebaran," sebutnya.
Dia mencontohkan, untuk harga tiket Jakarta-Malang melonjak menjadi Rp 620 ribu. "Normalnya Rp 325 ribu. Biasanya, jurusan ini favorit," tandasnya.
Faktor lain menurunnya jumÂlah penumpang bus, kata dia, karena banyak perusahaan menÂgadakan mudik bareng mengguÂnakan bus. Akibatnya, para buÂruh lebih memilih menumpang bus yang disediakan perusahaan. Kendati begitu, dia berharap, mendekati Lebaran jumlah penÂumpang akan naik drastis.
Berdasarkan pengamatan di Terminal Kampung Rambutan, puluhan loket penjualan tiket bus dalam kondisi sangat sepi. Hanya terlihat beberapa penjual tiket yang setia menjaga loket. Kendati sepi penumpang, beberÂapa loket sudah memasang harga tiket selama mudik Lebaran 2016. Di sisi lain, puluhan kursi yang tersedia di terminal, banyak diduduki agen bus maupun para pedagang.
Senada, Sukriyanto, penjual tiket bus PO Rosalia Indah memÂbenarkan sepinya penumpang dua pekan menjelang Lebaran tahun ini. Pasalnya, hingga dua minggu menjelang Lebaran, kata pria bertubuh kurus ini, belum ada satu pun yang memesan tiket ke Solo maupun Madiun yang dijualnya.
"Sepi banget. Tahun lalu mending, masih ada yang pesan, walaupun tak banyak," ujarnya.
Kendati sepi, Sukriyanto berÂharap ada lonjakan penumpangsaat hari pemberangkatan. "Biasanya banyak orang yang langÂsung beli dan berangkat hari itu juga," tandasnya.
Pria yang mengenakan keÂmeja putih ini membenarkan, harga tiket bus naik dua kali lipat dibanding hari biasa. "Ke Solo biasanya Rp 185 ribu jadi Rp 490 ribu untuk kelas ekseÂkutif. Begitu juga ke Surabaya, biasanya Rp 280 ribu jadi Rp 520 ribu," sebutnya.
Sepinya penumpang, kata Sukriyanto, sudah diprediksi sejak awal karena banyak peruÂsahaan yang menyelenggarakan mudik bareng. Walhasil, banyak pekerja yang memilih menumpÂang bus gratis ketimbang memeÂsan tiket yang mahal.
Untuk menarik minat penÂumpang, Sukriyanto mengaku memberikan diskon Rp 50 ribu kepada mereka yang membeli tiket sejak jauh-jauh hari sebeÂlum keberangkatan.
"Semoga dengan adanya potongan ini, akan banyak penumpangyang tertarik," harap dia.
Untuk jumlah armada selama mudik Lebaran, Sukriyanto beÂlum bisa memastikan karenatergantung jumlah peminat. "Biasanya hanya dua bus yang diberangkatkan dari Terminal Kampung Rambutan," ucapnya.
Kepala Terminal Kampung Rambutan Emiral August memÂprediksi, puncak lonjakan penumpang di Terminal Kampung Rambutan terjadi pada H-3 dan H-2 Lebaran. Demi menganÂtisipasi lonjakan penumpang, Emiral mengaku telah berkÂoordinasi dengan pemilik peÂrusahaan bus untuk menambah armada. "Kira-kira sampai 250 totalnya nanti," sebut dia.
Emiral menambahkan, arÂmada bus tambahan selain dari bus AKAP, bisa dari bus pariwisata.
Latar Belakang
Daya Beli Masyarakat Rendah, Jumlah Penumpang Pun TurunOrganisasi Angkutan Darat (Organda) tengah menyiapkan sekitar 46 ribu bus untuk mengÂhadapi musim mudik Lebaran tahun 2016.
Menurut Sekjen DPP Organda Ateng Aryono, jumlah bus terseÂbut terdiri dari angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), lalu angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan tambahan dari bus pariwisata.
Bila dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, kata dia, maka terjadi peningkatan yang cukup besar karena terjadi antusiasme dari para pelaku transportasi darat. Sebagai perbandingan, Pada 2015 hanya sekitar 30 ribu unit bus.
Kendati begitu, Ateng memaÂhami bahwa jumlah penumpang bus diprediksi mengalami penuÂrunan kembali. Menurunnya penumpang transportasi darat seÂtiap tahunnya, kata Ateng, dipicu rendahnya daya beli masyarakat. Hal itu, lanjut dia, akan kembali terjadi pada tahun ini.
Dia menambahkan, dominasi paling besar angkutan Lebaran setiap tahun berada di Jawa dan Sumatera. Hal itu, kata Ateng, karena yang tinggal di Pulau Jawa yang berasal dari Sumatera, jarang mudik pakai bus atau mobil pribadi.
"Mereka lebih memilih naik pesawat karena biaya transportaÂsi kini lebih murah," jelasnya.
Ketua Umum DPP Organda, Adrianto Djokosoetono menamÂbahkan, musim mudik diperkiraÂkan mulai terjadi pada H-12 yang ditandai dengan mudik bersama.
Andrianto menilai, bila angÂkutan darat terutama jenis bus melewati lintas pulau seperti Jawa dengan Sumatera, pasti akan kalah bersaing dengan transportasi udara. "Tapi, kan ada Angkutan Kota Dalam Provinsi," kata Andrianto.
Dia menegaskan, hal yang paling utama adalah keselaÂmatan dan pelayanan terhadap para penumpang. Andrianto mengimbau pengurus Organda kabupaten/kota untuk langsung turun dan memastikan kendaraan layak operasi.
"Masing-masing bus, harus dicek kelayakan operasinya dengan tidak menegosiasikan uruÂsan keselamatan penumpang," tegasnya.
Dia menambahkan, masing-masing perusahaan angkutan umum bus AKAP dan bus AKDP harus melakukan pemeriksaan di lapangan untuk menghindari oknum-oknum yang melakukan pelanggaran dalam kelengkapan instrumen keselamatan di lapangan. ***