Lagi-lagi ditemukan masalah dalam ramp check atau inspeksi keselamatan di Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terboyo, Semarang, Jawa Tengah.
Salah satunya, pintu darurat bus terhalang tempat duduk. Hal itu ditemukan dalam inspeksi yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang pada Sabtu siang (18/6).
Siang itu, suasana Terminal Terboyo, Semarang sepi. Hanya ada beberapa bus terparkir. Padahal, biasanya ada puluhan bus yang siap mengantar penumpang ke sejumlah kota, baik di dalam maupun luar Provinsi Jateng. Beberapa petugas Dishub Kota Semarang bersiap-siap melakuÂkan inspeksi keselamatan.
Sejurus kemudian, muncul Bus Patas dari Surabaya, Jawa Timur yang melaju pelan-pelan memasuki terminal. Bus berkelir merah itu, berhenti tepat di deÂpan ruang tunggu penumpang. Tak lama kemudian, Rudy, sang sopir bus turun untuk beristirahat sejenak.
Sebelum sempat beristirahat, pria bertubuh subur ini diceÂgat beberapa petugas Dishub Semarang bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pudji Hartanto. "Maaf Pak, kita akan melakukan pengecekan bus," ujar Mukirdin, Kepala Seksi Sarana dan Keselamatan Jalan Raya Dishub Kota Semarang.
Memasang raut muka pasrah, Rudy lantas mempersilakan petugas untuk mengecek kendÂaraannya yang sepintas terlihat mulus itu. "Silakan Pak, bus kami masih baik kok," klaim Rudi.
Sejurus kemudian, Mukirdin mengambil alih kemudi bus dengan disaksikan Dirjen Hubdar. Gas bus diinjak dalam-dalam. Bunyi raungan bus nyaring terdenÂgar. Tak lama kemudian, Mukirdin memelototi speedometer dan RPM. "Bagus, masih fungsi semuanya," ujar Mukirdin.
Belum puas, pria bertubuh kurus ini lantas menjalankan bus mengelilingi terminal untuk mengecek kondisi rem dan pedal gas. "Gas dan rem juga berfungsi normal," ujar Mukirdin.
Mukirdin lantas meminta sopir menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) unÂtuk dicocokkan dengan nomor rangka bus yang berada sekiÂtar roda depan. Setelah dicek beberapa saat, hasilnya cocok, nomor rangka di body bus sama dengan di STNK.
Belum cukup, pengecekan keÂmudian dilakukan di dalam bus. Mukirdin, Pudji dan sang sopir lantas melihat kondisi pintu darurat yang berada di bagian belakang. Setelah melihatnya beberapa saat, Pudji tampak kurang puas karena pintu darurat terhalang kursi tempat duduk.
"Kursi di dekat pintu darurat, harusnya tidak bisa direbahkan ke belakang agar tidak mengÂgangu saat evakuasi darurat," tegur Pudji kepada sang sopir.
Mendapat teguran tersebut, Rudi mengaku tidak bisa berbuat banyak karena itu merupakan kewenangan pemilik bus. "Nanti saya konsultasikan ke bos saya, semoga ada solusinya," ucap Rudi dengan wajah layu.
Hampir setengah jam memeriksabus dan tidak menemukan kesalahan fatal, Pudji lantas menempelkan sticker laik jalan di kaÂca depan. Isinya, "Memenuhi laik jalan angkutan Lebaran 2016".
Pudji lantas memberikan nasiÂhat kepada sopir untuk terus merawat bus agar tidak membaÂhayakan penumpang selama arus mudik. "Bus harus terus dicek. Kalau ada yang bermasalah, harus segera diperbaiki," tandas bekas Kapolda Sulawesi Selatan ini.
Rudi mengklaim terus merawat busnya dengan baik. "Uji KIR juga terus dilakukan. Terakhir, September 2015," kata dia.
Setiap harinya, Rudi mengaku hanya sanggup melakukan 1 rit perjalanan dari Surabaya ke Semarang, selama 8 jam untuk sekali jalan. "Alhamdulillah, selama ini bus kami tidak pernah menÂgalami gangguan," klaimnya.
Pudji menegaskan, menjeÂlang arus mudik Lebaran 2016, Kemenhub dan Dishub akan terus melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan ke seluruh terminal bus. Tujuannya, untuk meningkatkan keselamaÂtan di jalan raya.
"Tahun lalu biasanya hanya memeriksa sampel bus, sekarang kita akan periksa seluruh arÂmada yang digunakan untuk arus mudik dan balik," ujar Pudji.
Selama lebih seminggu dilakuÂkan pemeriksaan, Pudji menyebut, mayoritas bus tidak laik jalan. Baik yang berat maupun yang ringan. "Dari sekitar 800 bus yang telah diperiksa, hampir 80 persen tidak lain jalan. Yang mulus hanya 20 persen," sebutnya.
Namun, kata dia, tidak semua bus yang tidak laik jalan dihenÂtikan operasinya. Hanya bus yang kedapatan kesalahan fatal, seperti rem tidak berfungsi yang distop operasinya.
"Kami minta pemilik bus untuk memperbaiki bus di pool. Kalau sudah baik, baru diizinkan operasi lagi," tandasnya.
Permasalahan bus yang paling banyak ditemukan, lanjutnya, adaÂlah speedometer tidak berfungsi, rem tangan tidak berfungsi, kaca pecah dan ban gundul. Untuk itu, Pudji memintakepada pengelola bus untuk segera memperbaiki armadanya. "Kalau tidak diperÂbaiki, akan kami stop operasÂinya," ancam dia.
Latar Belakang
Dari 772 Bus Yang Dicek, Cuma 82 Yang Penuhi SyaratKetua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono mengamini, banyak Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tidak memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).
"90 persen yang tidak lulus itu, tidak sesuai SPM-nya. Ada yang kecil, ada yang besar kesalahanÂnya," ujar Adrianto di Jakarta.
Sebelumnya, Kemenhub melakukan inspeksi keselamatan atau ramp check 772 bus dalam persiapan angkutan Lebaran 2016. Hasilnya, hanya 10,6 persen atau 82 bus yang meÂmenuhi syarat operasi.
Menurut Adrianto, fakta temuan Kemenhub harus jadi panggilan para pengusaha otoÂbus untuk tidak lagi menganggap masalah kecil pada bus, sebagai sesuatu hal biasa. "Masih ada waktu untuk kita memperbaiki masalah yang berkaitan dengan keselamatan," ucapnya.
Andrianto mengatakan, DPP Organda juga akan turun ke terminal-terminal atau pool unÂtuk melakukan inspeksi bersama Kemenhub. "Selain mengecek kelaikan bus, Organda juga akan mendata sejumlah PO yang mengalami kesulitan mendapatÂkan spare part," ucapnya.
Sebab, pihaknya sedang mempersiapkan spare parts, sehingga para operator kendaraan umum saat ini telah menghitung ulang kebutuhan suku cadang dan mulaimenghubungi dealer untuk suplai.
Andrianto memastikan, seluÂruh armadanya telah dicek ulang untuk musim mudik Lebaran 2016. DPP Organda, kata dia, juga sudah berkoordinasi dengan Organda daerah untuk membanÂtu pemeriksaan yang dilakukan Kemenhub. "Kami akan menjunÂjung tinggi faktor keselamatan," ujar Adrianto.
Menurut Andrianto, faktor keseÂlamatan merupakan hal yang wajib diperhatikan. "Kami akan berusaha agar ada peningkatan pelayanan. Baik dari sisi kenyamanan mauÂpun kemudahan," janjinya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pudji Hartanto menyatakan, inspeksi keselamatan, bukan untuk meÂnakut-nakuti warga agar tidak naik bus selama musim mudik Lebaran. "Kami justru ingin memÂbuat masyarakat nyaman dan aman saat naik bus," ucapnya.
Pudji menambahkan, sopir bus juga akan dikenakan tes urine, untuk mengetahui apakah mereka menggunakan minuÂman keras atau narkoba. "Kalau positif, tidak boleh membawa kendaraan," tandasnya.
Untuk tahap awal, lanjut Pudji, akan dilakukan penyuluhan terhadap sopir bus mudik gratis. Baik yang dilakukan pihak swasta maupun pemerintah. "Kami minta sopir tidak ugal-ugalan selama mengemudikan bus, dan harus menandatanganinyadi atas kerÂtas," kata dia. ***