Berita

ryamizard ryacudu/net

Pertahanan

Setara: Kerja Menhan Tidak Terencana Dan Abaikan Mandat Reformasi

JUMAT, 10 JUNI 2016 | 15:33 WIB | LAPORAN:

Menteri Pertahanan, Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu, dinilai sering bekerja tanpa perencanaan dan tidak taat mandat reformasi pertahanan dan militer sebagaimana perintah UU Pertahanan dan UU TNI.

Hal itu dalam penilaian lembaga pemerhati, Setara Institute. Disebutkan, Ryamizard pun telah beberapa kali mengeluarkan kebijakan kontroversial, termasuk kampanye akan adanya potensi-potensi ancaman secara berlebihan.

"Dari mulai membentuk kader bela negara dengan paradigma dan pendekatan militer, kampanye kebangkitan PKI, hingga membentuk kantor-kantor wilayah pertahanan di setiap provinsi," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, Jumat (10/6).


Bahkan, Hendardi menyebutnya ironis. Seringkali kebijakan-kebijakan Menhan ada di luar perencanaan, di luar ketersediaan anggaran, dan berjalan sendiri tanpa koordinasi memadai dengan kementerian lain.

"Bahkan mungkin Presiden Jokowi juga tidak memperoleh laporan dari langkah-langkah Menhan," kata Hendardi.

Hendardi pun mengkritik keras upaya Menhan membentuk satuan intelijen tersendiri, termasuk kelengkapan satelit pertahanan. Di matanya, Menhan tidak bekerja berbasis perencanaan dan mandat reformasi pertahanan dan militer.

"Banyak agenda strategis bidang pertahanan yang justru diabaikan seperti penataan bisnis militer, penataan SDM militer, reformasi peradilan militer, dan transformasi paradigmatik dalam menghadapi tantangan pertahanan mutakhir yang umumnya tidak dalam bentuk tantangan fisik," jelas Hendardi.

Alasan pihak Kemenhan selama ini kurang menerima informasi sangat tidak masuk akal. Pasalnya di tubuh TNI sendiri terdapat satuan-satuan intel yang bisa didayagunakan. Lalu koordinasi dengan BIN sebagai pusat informasi intelijen negara.

"Soal kantor pertahanan di daerah, kita tahu bahwa Kodam dan Kodim masih efektif bekerja. Semua infrastruktur dan suprastruktur itu berada di bawah Menhan. Jadi apa urgensi gagasan Menhan? Saya sulit memahami," demikian Hendardi. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya