Berita

hidayat/net

Pertahanan

PKS: Pemotongan Anggaran TNI Perlu Kajian Mendalam

KAMIS, 09 JUNI 2016 | 17:34 WIB | LAPORAN:

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai pemerintah hendaknya melakukan kajian mendalam sebelum melakukan pemotongan anggaran, khususnya terhadap institusi TNI dan BIN.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid pasca Rapat Dengar Pendapat antara Komisi I DPR RI dengan LPP RRI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, BIN, dan Badan Keamanan Laut, di komplek parlemen, Jakarta (Kamis, 9/6).

"Yang melakukan pemotongan anggaran TNI dan intelijen itu adalah pemerintah. Tentu mereka punya pertimbangan-pertimbangan. Tapi, kalau menurut kami itu perlu dikaji secara mendalam. Bisa jadi ada beberapa sektor perlu pemotongan, tapi bisa jadi ada yang perlu penambahan karena ada hal yang mendesak," jelas Hidayat.


Dia menjelaskan, dalam hal pertahanan, di Asia Pasifik saat ini sedang terjadi kerawanan terhadap kedaulatan negara karena konflik Laut China Selatan. Bahkan, kejadian penyanderaan 10 awak kapal berkewarganegaraan Indonesia oleh kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf membutuhkan peran TNI Angkatan Laut yang sangat kuat.

"Dalam hal intelijen juga terkait dengan isu radikalisme, komunisme, separatisme. Itu kan juga membutuhkan tindakan preventif yang lebih maksimal," beber Hidayat.

Oleh karena itu, pemerintah khususnya Kementerian Keuangan perlu meninjau ulang rencana pemotongan anggaran terhadap dua institusi pertahanan negara tersebut.

"Syukur-syukur di APBNP 2016 dapat ditambahkan. Karena memang Indonesia sedang mengalami kondisi yang sangat layak yang membutuhkan intelijen yang kuat. Sekali lagi, pemerintah ketika melakukan pemotongan hendaknya melakukan dengan kajian yang mendalam," tegas Hidayat yang juga anggota Komisi I DPR. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya