Pihak Kepolisian telah melakukan investigasi terkait jebolnya tanggul Pantai Mutiara tadi malam (Jumat, 3/6).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, menegaskan tidak ada indikasi pengrusakan atau sabotase yang diduga sebagai pemicu jebolnya tanggul.
"Saat kejadian memang air pasang tinggi. Sehingga, tanggul tidak mampu menahan air pasang," ungkap Awi melalui pesan singkat elektronik, Sabtu (4/6).
Selain itu, anggota intel Polda juga telah mencari tahu informasi melalui warga setempat yang bermukim di sekitar tanggul.
Dari hasil temuan di tempat kejadian perkara, diketahui jika tanggul tersebut memang sudah terdapat rembesan sebelum jebol.
"Hasil interview dengan warga, beberapa hari sebelum kejadian memang sudah mulai ada rembesan di tanggul tersebut," papar Awi.
Meski demikian, pihak Polda tetap akan menelusuri kemungkinan lain yang menyebabkan jebolnya tanggul.
Pasalnya, belum diketahui pasti penyebab luapan banjir rob, diakibatkan tanggul yang tidak kuat menampung debit air atau pemeliharaan tanggul yang tidak baik.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Denny Wahyudi juga membenarkan jika jebolnya tanggul diduga akibat terjadi retakan.
Pasalnya, pengerjaan dan pemeliharaan tanggul merupakan tanggungjawab sepenuhnya PT Intiland Development Tbk selaku pengembang kawasan tersebut.
"Belum tahu juga. Apakah memang karena tanggulnya yang rusak atau ada penyebab lain. Kemungkinan struktur tanggul ada retakan. Kami masih cari tahu," tutur Denny.
Sebelumnya, pihak BPBD melansir, tanggul Pantai Mutiara itu jebol hingga menggenangi perumahan warga sekitar pukul 20.00 WIB.
Pada pukul 20.50 WIB, ketinggian air mencapai 100 sentimeter dan terus naik pada pukul 24.00 WIB.
Lalu, pukul 02.02 WIB, ketinggian mulai surut antara 30 dan 60 sentimeter. Kemudian, pukul 03.04 WIB, ketinggian air diketahui 50 sentimeter.
Saat ini, sebagian kompleks perumahan Pantai Mutiara sudah mulai surut. Ketinggian air saat ini semata kaki atau sekitar 15 cm.
[zul]
