Berita

tentara as/net

Dunia

AS Gagal Memperkuat Dan Menyatukan Tentara Reguler Irak

SABTU, 04 JUNI 2016 | 07:32 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Upaya militer Amerika Serikat selama 17 bulan terakhir untuk memperkuat dan menyatukan tentara reguler Irak dianggap telah gagal.

AS dianggap gagal untuk menjadikan sejumlah besar satuan tempur Irak efektif atau membatasi kekuatan milisi sektarian.

Hal itu dikatakan beberapa narasumber dari kalangan mantan pejabat militer dan sipil AS, kepada Reuters.


Keprihatinan atas kegagalan militer AS memperkuat tentara reguler Irak muncul di tengah berlangsungnya usaha pasukan pemerintah Irak dan milisi Syiah untuk merebut kembali kota Fallujah dari kelompok ekstremis Negara Islam atau ISIS.

Beberapa kelompok kemanusiaan mengkhawatirkan pertempuran di Fallujah memicu bencana kemanusiaan, karena diperkirakan ada 50.000 warga sipil Sunni yang terjebak di kota yang terkepung itu.

Kelemahan terus menerus dari unit tentara reguler Irak dan ketergantungan mereka pada pada milisi Syiah, bisa menghambat upaya Perdana Menteri Haider al-Abadi untuk mengalahkan ISIS dan memenangkan dukungan jangka panjang dari Sunni Irak. Kesenjangan sektarian antara Syiah dan komunitas Sunni yang minoritas mengancam keutuhan negara itu.

Para kritikus setuju bahwa ada beberapa keberhasilan militer Irak, mengutip beberapa kemenangan Pasukan Khusus Irak yang dilatih Amerika, yang telah berjuang melawan ISIS selama dua tahun. Namun kehadiran 4.000 tentara Amerika telah gagal mengubah dinamika politik Irak yang sarat kekuatan milisi sektarian.

Pensiunan Letnan Jenderal Mick Bednarek, yang memimpin upaya pelatihan militer AS di Irak 2013-2015, menyatakan, militer Irak belum membaik secara dramatis dalam delapan bulan terakhir.

Dia menyebutkan berbagai masalah, dari kurangnya keinginan warga sipil Irak  bergabung dengan militer untuk ketahanan nasional, hingga sikap beberapa perwira Irak untuk mengirimkan unit mereka untuk dilatih tentara AS.

"Kapasitas Irak militer belum membaik. Itu adalah tantangan yang terus berlanjut," kata Bednarek.

Dengan beberapa pengecualian, sejauh ini pasukan Irak yang paling efektif dan benar-benar non-sektarian hanya Pasukan Khusus Irak, atau  Counter-Terrorism Service. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya