Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Kendalikan Harga Daging, Hanya Presiden Yang Berkuasa Panggil Feedloter

KAMIS, 02 JUNI 2016 | 12:03 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Upaya pemerintah untuk menekan harga daging sapi di pasaran dengan melakukan impor harusnya langsung berdampak nyata di tengah masyarakat.

Peringatan itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI, Suleman L. Hamzah, karena ada pengalaman jelek saat Indonesia mengimpor daging sapi besar-besaran pada tahun 2014. Impor kala itu tidak berpengaruh banyak pada harga jual daging di pasaran. Harga yang ekonomis hanya berpengaruh di satuan sapi potong, tapi harga sapi di pasaran tetap menyentuh level Rp 100.000 atau lebih.

Menurut Suleman, permainan harga di pasar sudah jadi bagian tak terpisah dari alur niaga daging sapi karena permintaannya semakin tinggi. Karena itu dia meminta Presiden Joko Widodo untuk bisa duduk bersama dengan para feedloter (perusahaan penggemukan sapi) besar  untuk mereformulasi harga daging hingga harga keekonomisan. Sebab, merekalah yang selama ini jadi "penentu" harga di pasaran.


"Hanya presiden yang punya kuasa untuk memanggil para feedloter bukan menteri. Supaya harga bisa sesuai dengan permintaan Jokowi Rp 80.000. Meski sulit, tapi patut untuk dicoba," ujar Suleman.

Suleman menekankan seharusnya juga langkah impor daging sapi tersebut bersifat sementara dan jangka pendek. Untuk jangka panjangnya, pemerintah harus punya skema terencana dan terukur, serta berbasis pada data yang akurat. Terkait skema tersebut, ia berpendapat sapi yang patut dijadikan pilihan adalah varian sapi lokal, bukan sapi Australia.

Jenis sapi lokal dari Bali, misalnya, memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya adalah tahan terhadap hama, dan perawatan yang relatif lebih mudah. Selain itu, daging sapi Bali sangat baik untuk menjadi bahan olahan seperti bakso, burger, dan rendang.

Sapi Bali juga bisa dikembangbiakkan di seluruh wilayah di Indonesia tanpa harus terkendala cuaca.

"Seluruh wilayah di Indonesia punya potensi yang besar, tinggal keseriusan pemerintah mau atau tidak menyebarkan bibit sapi Bali. Harapannya stok sapi akan melimpah dari berbagai daerah sehingga hantu kenaikan harga daging tidak akan terjadi lagi," jelasnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya