Berita

Bisnis

Menperin: Potensi Pasar Bagi Industri Pengolahan Susu Di Indonesia Besar

JUMAT, 27 MEI 2016 | 21:25 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Perusahaan produsen susu sapi di Indonesia mempunyai peran ganda. Yaitu, selain mencukupi kebutuhan gizi dan meningkatkan tingkat konsumsi per kapita kita yang masih 12,1 kg per tahun, juga berperan secara ekonomi yaitu menyerap susu segar produksi peternak sapi, pakan dari petani dan ekspor.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu saat mengunjungi pabrik susu milik PT Greenfields Indonesia di Desa Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (27/5).

Dia menjelaskan sejauh ini, konsumsi susu per kapita Malaysia 36,2 kg/kapita/tahun, Myanmar 26,7 kg/kapita/tahun, Thailand 22,2 kg/kapita/tahun dan Philipina 17,8 kg/kapita/ tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masih besar potensi pasar bagi industri pengolahan susu di Indonesia.

Sementara itu, kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri untuk susu olahan saat ini sekitar 3,8 juta ton (setara susu segar). Dari dalam negeri, hanya mampu memasok bahan baku susu segar 798.000 ton (21 persen) sehingga sebagian besar masih harus diimpor yakni 3 juta ton (79 persen) dalam bentuk Skim Milk Powder, Anhydrous Milk Fat, dan Butter Milk Powder dari berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Kekurangan ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi usaha peternakan sapi perah di dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan mutu susu segar, sehingga secara bertahap kebutuhan bahan baku susu untuk industri dapat ditingkatkan," ujar Menperin.

Sementara itu, guna memacu industri pengolahan susu, Kemenperin telah menetapkan industri ini sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional  (RIPIN).

Disamping itu, Pemerintah telah memberikan beberapa fasilitas antara lain Pembebasan PPN untuk produk susu segar melalui PP No. 31 Tahun 2007; Pemberian kredit usaha pembibitan sapi sesuai dengan PMK No.131/PMK.05/2009; Pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) / Tax Allowance bagi investasi baru maupun perluasan sesuai PP No. 18 Tahun 2015.

Greenfields Indonesia juga telah memohon untuk mendapatkan fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan (Tax Allowance) atas rencana perluasan industri. "Telah diterbitkan Rekomendasi dari Kementerian Perindustrian kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI," tandasnya.

Greenfields Indonesia merupakan bagian dari Japfa Group dan mengembangkan industri persusuan yang terintegrasi mulai dari pembibitan, budidaya sapi perah, pemerahan sapi hingga pengolahan susu segar yang memproduksi Susu Ultra High Temperature (UHT) dan Susu Extended Self Life (ESL).

Sama dengan nama perusahaan, merek yang dipasarkan ialah dan pengolahan. Perusahaan juga memiliki peternakan sapi perah dengan jumlah ternak 8.000 ekor sapi Holstein di Malang dan tengah membangun pabri pengolahan senilai USD 15 juta peternakan sapi kedua di Blitar dengan investasi USD 38 juta.

"Perusahaan kami merupakan peternakan sapi sekaligus produsen susu yang besar dan terintegrasi. Produk susu yang diproduksi telah diekspor seperti ke Singapura, Malaysia, Hongkong, Filipina, Brunei,” kata CEO of Japfa & Related Entities Handojo Santosa.

Greenfields juga berkomitmen akan menanam investasi USD 345 juta untuk membangun lima peternakan dan pabrik pengolahan dalam 10 tahun ke depan. Perseroan juga akan mendongkrak produksi susu hingga 6 kali dari 40 juta liter menjadi 260 juta liter dalam 1 dekade mendatang. Terkait kinerja ekspor, Greenfields juga membidik penjualan ekspor senilai USD 105 juta pada pengujung 10 tahun lagi.

Menperin berharap Greenfields Indonesia secara aktif berinteraksi dan bermitra dengan para praktisi kesehatan, penggiat gizi, pengambil kebijakan dan pihak terkait lainnya untuk menyebarkan edukasi yang diperlukan dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia yang sehat di masa kini dan masa datang.

"Selain itu, saya minta Greenfields tetap berkomitmen untuk menyerap susu segar dalam negeri, dengan pendekatan asistensi untuk peningkatan produktifitas, perbaikan kualitas dan budidaya ternak yang lebih baik kepada para peternak binaan," tandasnya. [zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

UPDATE

PDIP Bandar Lampung Maksimalkan Strategi Door to Door

Minggu, 06 Oktober 2024 | 03:58

Ahmad Syaikhu Siap Lanjutkan Program Era Ridwan Kamil

Minggu, 06 Oktober 2024 | 03:30

Ariza Ingatkan Kader dan Relawan untuk Antisipasi Kecurangan Pilkada

Minggu, 06 Oktober 2024 | 02:59

Debat Pilkada Lambar Tetap Digelar Meski Lawan Kotak Kosong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 02:40

Madam Pang Doakan Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026

Minggu, 06 Oktober 2024 | 02:22

Soal Lawan Kotak Kosong, Begini Jawaban Gus Yani

Minggu, 06 Oktober 2024 | 01:59

Setahun Badai Al-Aqsa, Baraq Akan Gelar Aksi di Depan Kedubes AS

Minggu, 06 Oktober 2024 | 01:46

Gerindra Optimistis Dedi Mulyadi Menangkan Pilgub Jabar

Minggu, 06 Oktober 2024 | 01:32

Buntut Temuan APK Paslon di Mobil Dinas, Camat Negerikaton Diperiksa Bawaslu

Minggu, 06 Oktober 2024 | 00:59

Arne Slot Puas Bisa Torehkan Rekor bersama Liverpool

Minggu, 06 Oktober 2024 | 00:43

Selengkapnya