Berita

Hukum

Soal Penentuan Kapolri Baru, Jokowi Jangan Mau Diintervensi

SELASA, 24 MEI 2016 | 09:51 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Joko Widodo harus menunjukkan ke publik bahwa dia tidak mengutamakan pertimbangan politik dalam soal suksesi Kapolri.

Karena kalau pertimbangan politik tetap dominan, hal itu akan merugikan Polri. Sebab alat negara ini terkesan telah terkontaminasi oleh tarik menarik politik praktis. [Baca: Wacana BH Atau BG Jadi Kapolri Bukti Pertimbangan Politik Lebih Dominan]

"Polri seolah-olah  tidak bisa 'move on' sebagai salah satu lembaga paling strategis di negeri ini dalam era reformasi yang menuntut profesionalisme dan independensi, terutama dari pengaruh politik," ujar pengamat senior AS Hikam pagi ini.


Lebih jauh dia menambahkan, intervensi politik dalam menentukan Kapolri juga akan merusak kredibilitas Jokowi. Karena itu bisa menjadi hambatan untuk menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang tegas, fair, dan berkomitmen terhada sistem demokrasi.

"Kredibilitas pemerintahannya (yang sudah mulai menuai kepercayaan publik yang kuat), bisa jadi akan mengalami penurunan," ungkapnya.

Tak hanya itu, sebagai 'boss' Kapolri, Jokowi juga akan dinilai ikut menghambat reformasi Polri karena tidak memberi peluang kepada lembaga yang berwenang untuk memilih calon pemimpinnya.

"Saya yakin bahwa Polri akan sangat berhati-hati untuk tidak mengulangi pengalaman sebelumnya ketika mengusulkan BG. Jika tidak ada intervensi politik, Polri akan termotivasi  untuk mencari Cakapolri yang tingkat akseptabilitasnya paling tinggi di antara para jenderal yang dimiliki," tandasnya.

Sebelumnya berkembang wacana agar masa jabatan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang segera memasuki masa pensiun Juli mendatang, diperpanjang. Namun, sejumlah kalangan lainnya menolak. Bahkan ada yang mengusulkan agar Komjen Budi Gunawan (BG) sebaiknya menjadi Kapolri baru. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya