Berita

setnov-luhut

Dengan Sokongan ARB Dan Luhut, SN Mestinya Menang Satu Putaran

SELASA, 17 MEI 2016 | 19:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Keputusan Ade Komaruddin mengundurkan diri sebagai calon Ketua Umum DPP Partai Golkar sebenarnya hanya sebagai balas budi kepada Aburizal Bakrie dan Setya Novanto.

Penilaian tersebut disampaikan peneliti Sinaksak Center, Osbin Samosir, dalam keterangan tertulisnya sesaat lalu (Selasa, 17/6).

Ade sebenarnya berhak maju karena mendapat 31 persen (173 suara). Sementara Setya Novanto mendapat  suara sangat signifikan di atas 50 persen (277 suara). Bakal calon yang berhak maju apabila mendapat dukungan minimal 30 persen dari peserta Munaslub Golkar.

Karena Ade mundur, Setya Novanto akhirnya secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.

"Mundurnya Ade Komaruddin adalah bentuk balas budi Ade Komaruddin kepada saran dan anjuran Aburizal Bakrie mantan Ketua Umum dan kepada Setya Novanto yang sempat jadi pesakitan sebagai Ketua DPR RI akibat masalah kode etik," ungkap Osbin Samosir.

Menurut Osbin perolehan suara cukup besar Ade Komaruddin sebagai seorang junior dan baru saja mendapat jabatan strategis sebagai Ketua DPR RI sebagai "hibah" dari Aburizal Bakrie dan Setya Novanto, tentu saja sangat mengecewakan kubu Setya Novanto.
 
"Perkiraan sederhananya, dengan bergeraknya semua jaringan SN dan ARB serta LBP (Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan), mestinya pemilihan cukup satu putaran, dan ternyata harapan itu meleset," kata Osbin Samosir.
 
Osbin menambahkan bahwa ke depan, sosok SN yang merupakan kader terbaik Aburizal Bakrie dan dukungan konkret dari pemerintah melalui LBP akan membuat kepemimpinan Partai Golkar kembali ke fitrahnya sebagai pendukung pemerintah.

"Yang dibutuhkan segera adalah konsolidasi internal untuk merangkul seluruh elemen Partai Golkar untuk bersatu kembali khususnya dengan kubu  6 (enam) calon lain yg sempat menjadi pesaingnya. Sebuah pekerjaan yg tidak terlalu sulit bagi Ketua Umum terpilih," tegasnya. [zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya