Berita

Megawati Ingatkan Pemerintah Untuk Sejahterakan Bidan

SENIN, 02 MEI 2016 | 15:10 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Pemerintah harus memprioritaskan profesi bidan. Sebab bidan merupakan ujung tombak tenaga kesehatan di daerah, terutama desa terpencil.

Demikian disampaikan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri yang sekaligus Pelindung Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PB IBI). Megawati menekankan peran bidan sangat penting terutama dalam membantu keselamatan bayi dan juga perempuan saat melahirkan.
 
"Bidan ini untuk membantu. Kematian ibu dan bayi bukan saat setelah melahirkan. Jadi, dikatakan dari 100 ribu kelahiran, kira-kira 300 sampai 400-an yang namanya ibu tidak tertolong," kata Mega saat memberikan keynote speaker di FGD 'Mencari Solusi Rekruitmen PNS yang Adil bagi Bidan PTT di Double Tree By Hilton, Cikini, Menteng, Jakarta (Senin, 2/5).


 Megawati kemudian menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke daerah Kalimantan. Megawati prihatin lantaran di sana perhatian terhadap bidan masih minim. Padahal sebagai lini terdepan, pelayanan kesehatan mulai dari kesehatan, persalinan dan nifas itu menjadi tugas bidan di desa. Terutama di desa terpencil, peran bidan sangat dibutuhkan masyarakat.
 
"Bagaimana kesehatan anak sejak kandungan, kelahiran dan proses tumbuh kembang anak sampai usia lima tahun. Selain itu juga melayani program KB, gizi, promosi dan preventif kesehatan," ungkap Ketua Umum DPP PDIP itu.
 
Dia pun menegaskan bila dedikasi bidan di desa yang sudah menjadi pegawai tidak tetap (PTT) harus diupayakan masuk calon pegawai negeri sipil (PNS). Diakuinya, syarat bagi bidan PTT ikut seleksi CPNS yaitu batasan usia harus di bawah 35 tahun.
 
Sementara itu, di atas 35 tahun di arahkan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Namun, diharapkan agar dedikasi para bidan yang sudah mengabdi di masyarakat mesti jadi prioritas perhatian.
 
"Pertimbangkan masa pengabdian para bidan desa. Bukan hanya pertimbangan bagi para badannya. Tapi faktor psikologis. Hubungan emosional dan kedekatan dengan masyarakat yang dibangun bertahun-tahun di desa," tuturnya.
 
Mega mengkritisi bila masalah anggaran APBN disebut menjadi alasan, baginya hal itu kurang relevan. Selama ini, gaji bagi bidan PTT Pusat sudah dialokasikan dari APBN dan di APBN 2016 memperlihatkan postur angaran skema gaji yang sudah tepat.
 
"Jika menjadi PNS daerah, anggaran sebenarnya tetap dari APBN dengan mekanisme transfer daerah untuk belanja pegawai, Dana Alokasi Umum (DAU)," ujarnya.
 
Apalagi, kata dia, kebijakan moratorium yang perekrutan PNS yang diterapkan dikecualikan untuk tenaga kesehatan serta tenaga pendidik. Hal ini diingatkan menjadi prioritas pemerintah.
 
Bidan adalah aparat negara yang jadi ujung tombak tenaga kesehatan, khususnya para bidan desa," sebutnya.
 
Kemudian, selain bidan yang perlu diprioritaskan menjadi CPNS, profesi ini menurutnya perlu ditambah sesuai luas wilayah dan jumlah penduduk. Penambahan bidan ini terutama dilakukan yang berada di desa.
 
"Justru menurut saya jumlah bidan desa harus ditambah sesuai luas wilayah dan jumlah penduduk," tutup Megawati. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya