Berita

risma-mega/net

Risma Sudah Beli Kodok Seperti Yang Disarankan Mega

SABTU, 30 APRIL 2016 | 23:13 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Kedatangan Ketua Umum PDI Perjuangan di Jawa Timur dalam rangka Apel Besar Harlah NU ke 93 di jemput langsung Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf, Tri Rismaharini, Budi Sulistiyono, dan Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi.

Dalam kejadian ini, ada perbincangan unik antara Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

"Begitu duduk bersama IbuMegawati, Bu Risma langsung menyampaikan bagaimana arahan Ibu Megawati untuk pemberantasan demam berdarah terus dilakukan. Selain membentuk pemantau jentik dengan penuh semangat Bu Risma menyatakan telah membeli kodok dari Kediri," kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.


Menurut Hasto, kodok dikenal sebagai musuh alami nyamuk. Dan Megawati memang pernah menceritakan kepada bagaimana kodok dipelihara di kediaman Mega di Teuku Umar untuk memberantas nyamuk. Hasto mengingat, saat itu, Megawati kemudian menyarankan kepada Risma untuk membeli kodok dari Tabanan, Bali.

"Kodok dari Tabanan meski bentuk tubuhnya tidak begitu besar, namun efektif untuk memangsa nyamuk," kata Megawati.

Maka Risma pun semangat menanggapi saran tersebut dan kodok akan dipelihara di taman-taman kota Surabaya sehingga terasa "nyanyian alam." Menurut Hasto, Megawati-Risma terlihat sangat akrab. Keduanya penggemar tanaman, dan menjadikan tanaman sebagai bagian dari warna politik kemanusiaan yang menjadi perhatian utama Megawati.

"Tidak heran jika Ibu Megawati memimpin Yayasan Kebun Raya. Seluruh kepala daerah PDIP didorong untuk mencintai tanaman, dan sekiranya memungkinkan membuka kebun raya sebagaimana dilakukan kepala daerah PDIP di Kalteng, Kalbar, Kuningan, Tabanan, Jateng, dan Kota Surabaya," kata Hasto.

Ditambahkan Hasto, begitu besar perhatian Megawati terhadap tanaman, sampai hal-hal kecil pun diperhatikan. [ysa]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya