Berita

Buruh Harus Bersatu, Agen-agen Neolib Ingin Melanggengkan Perbudakan

KAMIS, 28 APRIL 2016 | 21:31 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Agen-agen neolib dan kapitalis selalu mencibir tuntutan-tuntutan yang disampaikan kaum buruh dalam setiap kali aksi, terutama dalam momentum May Day hari buruh Internasional setiap 1 Mei. Mereka mempertanyakan kenapa yang  disuarakan selalu masalah upah layak dan tolak sistem kerja kontrak.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, mengingatkan agar kaum buruh kaum jangan terpancing dengan kata-kata tersebut.

Karena neolib dan kapitalis memang tidak menginginkan buruh hidup layak dan sejahtera serta tetap ingin untung besar dengan membayar upah buruh murah serta ingin tetap menciptakan perbudakan modern dengan sistim kerja kontrak

"Jadi apa yang diperjuangkan buruh yaitu upah layak, tolak outsourcing sudah pada arah yang benar dan tepat. Karena sampai hari ini nyata-nyata makin ganas saja kerakusan kaum kapitalis dan neolib untuk menciptakan kemiskinan pada kaum buruh," ungkap Arief Poyuono dalam keterangannya (Kamis, 28/4).

Dia juga berharap kaum buruh tidak terpancing terhadap seruan untuk membentuk ormas buruh. Karena marwah serikat buruh lebih tinggi dan mulia dari sebuah ormas. "Kita sebagai kaum buruh jangan mundur dengan propanganda yang menyesatkan itu. Coba lihat saja adakah Persatuan Ormas Sedunia? Yang ada hanya kata kata 'Kaum Buruh Sedunia Bersatulah'," urainya.

Apalagi, sejak dulu hingga hari ini keberadaan serikat buruh di Indonesia sudah menjadi  bagian dari lima Pilar dalam kehidupan demokrasi serta pengambil keputusan bangsa Indonesia. Kelima pilar tersebut adalah eksekutif, yudikatif, legislatif, media dan serikat buruh.

"Karena itu, mulai lah kaum buruh Indonesia yang menjadi klas mayoritas dalam sebuah negara tidak terkecuali di Indonesia untuk merapatkan barisan dan menciptakan Front Perjuangan Buruh, Tani Dan Nelayan untuk memperjuangakan cita-cita luhur UUD 1945 dan Pancasila menuju masyarakat dan negara yang berdaulat," sambungnya.

Makanya, dia mendorong perjuangan kaum buruh Indonesia harus lebih masif, strategis, taktis dan terprogram. Buruh harus konsen terhadap persoalan-persoalan negara yang kesemuanya pasti akan bermuara pada tingkat kesejahteraan kaum buruh dan kedaulatan negara.

"Banyak persoalan negara dan masyarakat  yang mengharuskan kaum buruh harus ikut campur dalam menentukan setiap langkah dan kebijakan terkait pembangunan bangsa Indonesia menuju kesejahteraan. Mulai dari ancaman obral murah aset-aset negara, kebijakan yang pro asing dan lain-lain," beber Arief.

Dalam menyuarakan tuntutan tersebut, Arief mengingatkan kembali, kaum buruh jangan menghiraukan antek-antek neolib dan kapitalis yang mengkritik aksi-aksi besar serikat buruh karena menyebabkan kemacetan.

"Ayo kaum buruh Indonesia terus bangkit dan melawan terhadap antek antek kapitalis dan neolib yang sudah menjalar di setiap kebijakan pemerintah. Darah rakyat Indonesia masih mengalir menderita sakit dan lapar. Saatnya rakyat menjadi hakimnya," demikian Arief Poyuono. [zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

DPRD Kota Bogor Berharap Sinergitas dalam Perayaan HUT ke-79 TNI

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:47

Pram-Rano Komitmen Sehatkan Mental Warga Jakarta Lewat Ini

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:23

IKA Unpad Rekomendasikan 4 Calon Menteri Prabowo-Gibran

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:23

Dukung Egi-Syaiful, Partai Buruh Berharap Ada Kenaikan Upah

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:17

Mega-Prabowo Punya Koneksi Psikologis dan Historis

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:56

KPK OTT di Kalimantan Selatan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:14

Dharma Pongrekun: Atasi Kemacetan Jakarta Tidak Bisa Hanya Beretorika

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:11

Pram dan Rano akan Perhatikan Kesejahteraan Guru Honorer agar Tidak Terjerat Pinjol

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:54

Suswono Kehabisan Waktu Saat Pantun Penutup, Langsung Dipeluk RK

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:42

Badai PHK Ancam Jakarta, Pram-Rano Bakal Bikin Job Fair 3 Bulan Sekali

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:30

Selengkapnya