Berita

net

Nusantara

Nias Gelap Gulita, Projo Desak PLN Berbenah

SELASA, 12 APRIL 2016 | 20:16 WIB | LAPORAN:

Ormas Pro Jokowi (Projo) mendesak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berbenah dalam upaya memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat. Pemadaman listrik yang terjadi di seluruh Kepulauan Nias sejak Sabtu dini hari (2/4) menunjukkan ketidakmampuan PLN mengelola kerja sama yang baik dengan mitra.

"Sebesar 1.075 Megawatt (Mw) listrik PLN dipasok oleh asosiasi pembangkit sewa. Saat ini, total PLN menunggak pembayaran sewa sekitar Rp 450 miliar," kata Ketua DPP Bidang Energi Projo Handoko dalam keterangan pers, Selasa (12/4).

Krisis listrik di Kepulauan Nias itu akibat pemutusan dua aliran dari PLTD 2 x 10 Mw di Gunung Sitoli oleh vendor, menyusul kebuntuan negosiasi perpanjangan kontrak antara PLN dan pemilik pembangkit. Pasokan itu setara 75 persen dari total kebutuhan listrik di Kepulauan Nias pada saat beban puncak sebesar 27 Mw.


Handoko menjelaskan, PLN memegang tanggung jawab sebagai perwakilan pemerintah untuk memberikan pelayanan listrik kepada masyarakat. Untuk memikul tanggung jawab yang begitu besar dan vital itulah, Projo berpendapat, PLN harus dikelola dengan cara yang benar.

"Rakyat akan jadi korban bila manajemen PLN tidak mampu mengurus listrik dengan benar," terangnya.

Menurutnya, listrik merupakan infrastruktur yang sangat vital bagi negara. Seluruh aspek kehidupan masyarakat sangat tergantung pada ketersediaan listrik, dari keperluan individu, rumah tangga, pelayanan sosial, bisnis, sampai industri.

Seperti diketahui, pemadaman listrik di Kepulauan Nias yang selama 10 hari itu terjadi ketika para siswa sekolah menengah atas dan sederajat sedang mengikuti ujian nasional. Handoko menuturkan bahwa pada akhirnya rakyat lah yang menjadi korban dari ketegangan yang terjadi antara PLN dan mitra.

"Ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi. Kalau perlu copot pejabat PLN yang tidak becus," tegasnya. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya