Berita

basuki tjahaja purnama/net

Hukum

Gerindra Ragu Independensi KPK Panggil Ahok

MINGGU, 10 APRIL 2016 | 08:24 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengagendakan pemanggilan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Selasa (12/6). Ahok dipanggil terkait kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman berpendapat, pemanggilan ini akan menjadi acuan seberapa independen KPK edisi Agus Rahardjo dkk jika berhadapan dengan pihak yang dekat dengan lingkaran inti kekuasaan.

"Jika KPK edisi Agus Rahardjo benar-benar independen, seharusnya mereka tidak ragu langsung menetapkan Ahok sebagai tersangka berdasarkan alat bukti yang cukup," terangnya.


Namun jika sebaliknya, ia sinyalir kemungkinan besar pemanggilan tersebut hanya basa-basi atau bahkan pengalihan isu.

"Terus terang dalam beberapa waktu belakangan ini independensi KPK edisi Agus Rahardjo dkk  amat meragukan," imbuhnya.

Ia mencermati setidaknya ada tiga indikasi yang menunjukkan ketidakindenpenden KPK. Pertama, pernyataan pimpinan KPK soal belum ditemukannya ”niat” untuk menjadikan Ahok sebagai tersangka dalam kasus RSSW. Pernyataan ini dinilainya sangat kontrorversial karena dalam rumusan delik-delik UU Tipikor sama sekali tidak ada unsur niat” atau unsur dengan sengaja”.

"Jadi terlepas ada atau tidak niat atau sengaja atau tidak untuk melakukan korupsi, jika unsur-unsur lain terutama unsur secara melawan hukum dan unsur menimbulkan kerugian keuangan negara telah terpenuhi maka seharusnya KPK sudah bisa menetapkan Ahok sebagai Tersangka kasus RSSW," tegasnya.

Yang kedua, lanjut dia, terkait isu operasi tangkap  pada Kamis (31/3) lalu. Beredar isu bahwa sebenarnya saat itu KPK sudah menangkap dua oknum jaksa. Namun setelah datangnya petinggi Kejaksaan Agung gedung KPK, dua oknum jaksa tersebut dilepas pada pagi harinya dan hanya dijadikan saksi.

"Publik tentu sulit membuktikan kebenaran tudingan soal OTT tebang pilih tersebut, namun menurut catatan kami baru kali ini KPK melepas pejabat yang sudah sempat mereka bawa ke gedung KPK saat OTT  untuk kemudian hanya dijadikan saksi," bebernya.

Terakhir, menurut dia, menyangkut belum diperiksanya Staf Khusus Ahok, Sunny Tanuwidjaja yang dikenakan pencegahan ke luar negeri padahal OTT sudah dilaksanakan lebih sepuluh hari. Sunny diduga memegang peranan penting dalam kasus reklamasi karena dia disebut-sebut sebagai penghubung antara eksekutif, legislatif dan pengusaha. Keterangan Sunny akan sangat penting untuk membuktikan bagaimana desain suap reklamasi oleh pengusaha terjadi sejak awal hingga terjadinya OTT.

"Perlu digaris-bawahi bahwa tindak pidana korupsi adalah tindak pidana yang paling rentan terhadap penghilangan alat bukti, sebab alat bukti dalam tipikor pada umumnya hanya berupa dokumen, percakapan sms dan keterangan saksi," imbuh Habiburokhman.

Kalaupun Sunny terlibat dan tahu keterlibatan banyak pihak maka waktu sepuluh hari, lebih dari cukup untuk menghilangkan dokumen dokumen bukti dan mengatur keterangan saksi-saksi agar bisa menghilangkan jejak.

"Kami berharap pada momen pemeriksaan Ahok hari Selasa besok, KPK bisa menghapus keraguan publik soal independensi mereka. Meskipun Ahok dikenal dekat dengan Presiden Jokowi," pintanya.

Ia mengingatkan KPK tidak perlu rikuh untuk menegakkan hukum apa adanya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Terlebih lagi, BPK telah selesai menunaikan tugasnya dengan menyatakan terdapat kerugian keuangan negara dalam kasus RSSW.[wid]

 

 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya