Berita

Nusantara

Aspirasi Green Belt Gagal Total, Siapa Yang Bertanggung Jawab?

SELASA, 05 APRIL 2016 | 19:17 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Indikasi penyelewengan dalam proyek aspirasi green belt di pesisir pantai selatan Kebumen, Jawa Tengah, semakin kuat. Proyek penghijauan yang diharapkan dapat menjadikan gumuk pasir menjadi sabuk hijau untuk mitigasi tsunami dibiarkan mati.

‎"Patut diduga kuat proyek ini jadi bancakan salah satu anggota dewan," ujar ‎‎Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), Sugiyanto, kepada Kantor Berita Politik RMOL‎, Selasa (5/4).

‎Sugiyanto mendapat pengaduan dari masyarakat mengenai dugaan awal terjadinya penyelewengan proyek yang dibiayai anggaran APBN sebesar Rp 744 juta itu. Disebut-sebut proyek ini jadi bancakan salah satu anggota Komisi IV DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII.

‎"‎Penunjukan tender diduga sarat KKN. Pengadaan puluhan ribu batang bibit menurut informasi yang saya terima, patut diduga dilakukan adik anggota dewan tersebut," ungkap Sgy, demikian Sugiyanto biasa disapa.

‎Dijelaskan Sgy, dalam kegiatan penghijauan yang disebut sebagai proyek aspirasi tersebut, pengadaan bibit cemara laut sebanyak 25.892 batang, tanaman pandan 2.547 batang dan bibit tanaman sukun 447 batang dengan nilai pengadaan sekitar Rp 285 juta. P‎royek pemerintah pusat ini dikerjakan melalui kegiatan Direktorat Pesisir dan Lautan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)‎.‎‎

‎Dari informasi yang dihimpun di Dusun Malang, Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan, ribuan bibit yang ditanam mati dibiarkan tak terurus. Bahkan tidak sedikit bibit tanaman yang ditanam sudah hilang dan tinggal tersisa bambu penyangganya.

‎Padahal, selain untuk pengadaan bibit juga ada anggaran penyapihan, penataan areal hingga penanaman.‎ Tak hanya itu, pasca penanaman juga dianggarkan biaya pemeliharaan mulai dari pupuk, bibit penyulaman dengan nilai lebih dari Rp 160 juta.

"Tapi di lapangan, bibit yang ditanam tidak dirawat. Kita akan lakukan investigasi lebih dalam terkait informasi yang kami terima, sehingga bisa melakukan langkah-langkah yang lebih kongkret kedepannya," tukasnya.‎[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya