Berita

Hukum

Kiai Hasyim: Ada Yang Gunakan Kiai dan Ormas Untuk Lemahkan KPK

MINGGU, 03 APRIL 2016 | 17:13 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi gembira Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga penegak hukum independen tetap terjaga dengan punundaan revisi undang-undang yang menyandung "nuansa amputasi" terhadap lembaga anti rasuah tersebut.

"Sehingga KPK masih mempunyai ruang gerak "sementara" berdasarkan UU yang berlaku sekarang," ujar KH Hasyim yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini kepada redaksi, Minggu (3/4).

Namun, lanjut Kiai Hasyim, tekanan-tekanan politik praktis kepada KPK masih tetap membayangi. 


Saat ini spektrum upaya para para koruptor semakin meluas. Para pelemah kepada lembaga hukum mulai menggunakan sebagian rakyat untuk menekan Kejaksaan seperti yang terjadi di Surabaya.Padahal rakyat pada umumnya mendukung Kejaksaan.

Kemudian terhadap KPK pun ada yang menggunakan kelompok umat bahkan sejumlah oknum Kiai untuk membuat pressure guna melindungi koruptor melawan KPK.

Tidak ketinggalan pula ormas Islam tertentu juga digunakan untuk menakut-nakuti penegak hukum seakan umat akan bergerak membela koruptor.

"Padahal, justru ormas Islam harus dibersihkan dari korupsi sebagaimana ajaran Islam. Cara-cara pressure ini juga dilakukan terhadap Polri pada setiap eselon," sambungnya.

Alhasil yang terpenting sekarang, diharapkan Kiai Hasyim, seluruh bangsa terus menerus memberi kekuatan moral terhadap KPK sebagai institusi independen agar bisa berbuat jernih, tegas dan tidak tebang pilih.

"Sedang kejaksaan dan polisi yang melakukan tugas yudikasi namun struktural ikut eksekutif, agar kita selalu menjaga Presiden kita tidak perlu mempertimbangkan isu-isu murahan yang tujuannya hanya  membela koruptor," pungkasnya.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya