Berita

eva kusuma sundari/net

Masalah Perempuan Tak Lepas Dari Konstalasi Konflik Dunia

RABU, 09 MARET 2016 | 13:39 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Konflik di Timur Tengah berimbas ke negara-negara muslim secara langsung maupun tidak langsung, termasuk Indonesia. Gerakan intoleransi atas nama agama pun menguat, dengan target kelompok-kelompok minoritas seperti Ahmadiyah, Syiah, Nasrani, penghayat dan yang terakhir kelompok LGBT.

Demikian disampaikan politikus PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, dalam Konferensi Women's Empowerment and Sustainable Development di Rabat, Maroko (Rabu, 9/3).

Eva melanjutkan, kelompok intolernasi ini sering menggunakan kekerasan, baik fisik maupun simbolik. Di Indonesia kelompok minoritas perempuan menjadi korban dari 900-an Perda yang diskriminatif terhadap perempuan. Eva pun membenarkan bahwa intoleransi ini merupakan trend global, dan hal ini didesain, direncanakam dan dibiayai sehingga memenuhi unsur terstruktur, sistemik dan massif.


Eva memberi saran agar perempuan muslim menganalisis situasi perempuan dalam konteks global sehingga rekomendasi-rekomendasi untuk pencapaian target-target SDGs lebih realistik dan komprehensif. Selain hal di atas, Eva Sundari juga mengusulkan aliansi untuk mengintegrasikan perspektif Islam guna mendukung pencapaian SDGs secara efektif.

"Penolakan MUI terhadap upaya menaikkan batas umur menikah perempuan dari 16 menjadi 18 tahun ternyata juga terjadi di bebarapa negara Islam lainnya. Ini memprihatinkan karena riset membuktikan bahwa hal tersebut adalah faktor signifikan penyebab tingginya angka kematian ibu hamil atau melahirkan," jelas Eva.

Penggunaan argumen Islam yang pro perempuan dalam mendukung MDGs, lanjut Eva, juga sangat mendesak mengingat beberapa organisasi Islam juga tidak mentoleransi  prinsip keseteraan gender sehingga kelompok perempuan muslim dari Pakistan berjuang keras meloloskan UU KDRT baru-baru ini termasuk membuat kebijakan insentif bagi perempuan di dunia kerja. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya