Berita

net

Nusantara

Bulog Belum Sigap Serap Hasil Tani

MINGGU, 06 MARET 2016 | 14:30 WIB | LAPORAN:

Pemerintah diminta segera menerbitkan Perpres yang memungkinkan fleksibiltas harga pembelian pemerintah (HPP) beras dan gabah.

Selain itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) diharapkan bisa memperluas kapasitas termasuk pembelian jagung dan kedelai serta meningkatkan kualitas produk melalui pembangunan infrastruktur.

"DPD akhir-akhir ini menerima beragam keluhan warga bahkan pengaduan gubernur terkait kekurangsigapan pemerintah dalam hal ini Bulog. Dalam membeli beras dan jagung petani sehingga terjadi surplus di beberapa daerah, atau jikapun dibeli dengan di bawah harga pasar," ungkap Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Farouk Muhammad di Jakarta, Minggu (6/3).


Dia mengingatkan janji Presiden Joko Widodo saat panen raya di Kabupaten Dompu pada 11 April lalu untuk membeli jagung dengan HPP Rp 2700 yang tidak direalisasikan. Akibatnya dibeli oleh pihak swasta dengan harga di bawah Rp 2000 per kilo.

"Dalam realitasnya, praktik pembelian juga dikeluhkan karena petugas Bulog cenderung secara subyektif menentukan sepihak kualifikasi beras atau gabah yang dapat merugikan petani," jelas Farouk.

Menurutnya, unsur pimpinan DPD RI telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian dan Bulog. Dari pertemuan terungkap bahwa HPP masih merujuk pada Inpres Nomor 5/2015 dan masih dalam proses pembaharuan Perpres. Di sisi lain, payung hukum yang ada belum memberi kewenangan bagi Bulog untuk membeli bahan pangan dari petani selain beras dan gabah.

Untuk itu, DPD meminta Presiden dapat mempercepat proses penerbitan Perpres yang memungkinkan adanya fleksibilitas harga yang sewaktu-waktu mudah menyesuaikan dengan harga pasar dan situasional antar daerah. Juga mendorong perluasan kewenangan Bulog untuk dapat membeli jagung dan kedelai.

"Kami juga mendorong pemerintah melengkapi Bulog dengan peralatan lapangan yang bisa digunakan untuk menentukan secara obyektif kualifikasi bahan pangan yang dibeli, sehingga dapat meminimalisasi konflik penilaian antara petani dan petugas," tegas Farouk. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya