Berita

sudarnoto a hakim/net

Konflik Internal Partai Bukti Masih Kuatnya Kepentingan Kelompok

SENIN, 29 FEBRUARI 2016 | 07:29 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Di antara tantangan nasioanalisme Indonesia dengan kaitannya dengan agama, adalah terkait dengan kondolidasi demokrasi substantif yang belum selesai terinterupsi oleh semangat kelompokisme yang semakin memperoleh momentumnya yang lebar.

Di saat yang sama, politik kartel telah memperluas wilayah kontestasi berbagai kelompok politik dan kelompok lainnya untuk dapat menguasai sumber-sumber kekuasaan dan ekonomi di luar legislatif dan eksekutif. Bahkan di lembaga-lembaga keagamaan dan pendidikanpun kontestasi yang berangkat dari semangat kelompok kepentingan ini sudah terasa.

Demikian disampaikan cendekiawan muslim, Sudarnoto A Hakim, dalam diskusi dengan tema "Nasionalisme Dan Agama" yang digelar Baitul Muslim Indonesia, yang merupakan sayap PDI Perjuangan, di Hotel Bidakara, Jakarta (Minggu, 28/2).


"Semangat 'menguasai dan memiliki' untuk diri dan kelompoknya secara eksklusif jauh labih mengedepankan ketimbang semangat 'berbagi dan berkeadilan' kepada yang lain. Pertentangan atau konflik internal partai, misalnya, memberikan petunjuk kuatnya kelompokisme ini," kata Sudarnoto.

Menurut Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP. Muhammadiyah ini, meskipun selalu saja ada solusi terhadap berbagai problem dan konflik internal partai, akan tetapi betapa susahnya ternyata menempatkan partai atau kekuatan sosial dan ormas dalam bingkai kebangsaan dan kepetingan yang lebih besar.

Maka sebagai keuatan politik yang besar dan berpengaruh, katanya, PDI Perjuangan harus bisa menjadi contoh sukses mengikis spirit kelompokisme di internal partai  dan membangun nasionalisme yang kuat dan berkualitas.

Menurut Sudarnoto, apa yang dilakukan oleh Soekarno saat menjembatani, mengelola dan mengakomodasi apa yang disebut dengan kelompok Nasionalis Sekular dengan Nasionalis Islami di BPUPKI ketika menyiapkan Dasar Negara merupakan inspiring moment khususnya bagi PDI Perjuangan dan kekuatan sosial politik dan civil society lainnya untuk menghindar dari pembajakan paradigma kelompokisme ini.

"Sebab Islam menentang kelompokisme atau ashobiyah ini," demikian Sudarnoto. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya