Berita

Dwi Astuti Wulandari

Jiwa Patriotisme Akan Lemah Tanpa Pancasila

MINGGU, 28 FEBRUARI 2016 | 05:50 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Anggota Komisi VIII DPR Dwi Astuti Wulandari termasuk anggota dewan yang rajin turun ke Dapil. Sabtu kemarin, politisi Demokrat ini datang ke Kelurahan Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur untuk bertemu konstituennya dan mensosialisasikan pentingnya 4 Pilar MPR dalam bernegara.

"Saya memberikan pemahaman, pembelajaran bersama, pendidikan politik kepada masyarakat di daerah pemilihan akan pentingnya 4 Pilar bagi kemajuan dan keutuhan bangsa," ucapnya, Minggu (28/2). Empat Pilar yang dimaksud adalah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Kata Dwi, persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan merupakan tanggungjawab bersama segenap anak bangsa. Karenanya, pemerintah, anggota legislatif, dan masyarakat harus terus bersinergi, komitmen, dan memupuk rasa nasionalisme demi terjaganya nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Karena itu, dia terus mensosialisasikan 4 Pilar ini, terutama kepada generasi muda. "Ketidaktahuan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengakibatkan lemahnya rasa kebangsaan dan jiwa patriotisme yang pada akhirnya melemahkan pertahanan negara," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dwi juga menyoroti isu-isu yang menjadi perhatian publik saat ini seperti gerakan ISIS, Gafatar, dan juga fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan trangender). Dwi meminta negara tidak kalah kalah oleh gerakan terorisme seperti ISIS. Sedangkan untuk masalah LGBT, Dwi meminta media lebih selektif dalam memberitakannya.

"Saya mendukung pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang tidak setuju upaya provokasi, promosi dari kelompok pro LGBT ini kepada individu-individu normal. Oleh karena itu, masyarakat berharap agar pemerintah lebih tegas menghentikan terhadap segala bentuk promosi, kampanye, apalagi jika ada pendanaan kepada promosi LGBT ini harus diberhentikan," jelasnya.

Dwi mengapresiasi kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah melarang tayangan di televisi yang menyerupai (laki-laki atau wanita). "Bukan orangnya yang kita benci tapi perilaku dan upaya untuk mempromosikan, kampanye mengenai LGBT ini harus dilarang agar tidak membawa pengaruh negatif kepada generasi bangsa ini," tandasnya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya