Berita

farouk muhammad/net

Politik

Generasi Muda Alami Fase Transisi Yang Cukup Rumit

KAMIS, 25 FEBRUARI 2016 | 09:01 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Gerakan Revolusi Mental tidak akan berhasil dilakukan sepanjang wawasan nusantara tidak menjadi bagian penting konsepsinya.

"Hari ini pembicaraan mengenai wawasan nusantara menjadi makin relevan ketika kita dihadapkan pada problematika dan tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Problematika itu, jika kita identifikasi berasal dari dalam dan dari luar eksternal," kata Wakil Ketua DPD RI, Farouk Muhammad, dalam Focus-Group Discussion yang diadakan Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI), kemarin di Jakarta.

Dalam keterangan yang diterima redaksi, mantan Gubernur PTIK itu menjelaskan, secara internal, reformasi 1998 membawa angin perubahan berupa kebebasan (liberasi) dan demokratisasi. Tetapi, pada saat yang sama muncul ekses negatif berupa gejala primordialisme, sektarian, kebebasan yang kebablasan yang melemahkan ikatan sebagai bangsa.


Farouk menambahkan, secara eksternal dunia berkembang begitu pesat akibat globalisasi, yang menembus batas negara, pergaulan dan hubungan antarbangsa dan antarwarga tidak lagi dibatasi negara akibat perkembangan teknologi informasi. Akibatnya adalah invasi budaya, nilai, identitas dominan yang mungkin berbeda atau bertentangan dengan identitas karakter bangsa tidak dapat dihindari lagi.

Masalah-masalah itu, lanjutnya, menyebabkan pergeseran nilai-nilai fundamental masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Generasi bangsa mengalami fase transisi yang cukup rumit. Ketika nilai atau norma bangsa belum berhasil dicerna, reformasi dan globalisasi yang menawarkan nilai atau norma baru yang lebih menarik dan "trendy" sudah hadir.

"Namun mereka belum sempat menghayati sehingga menimbulkan penafsiran yang keliru. Inilah yang disebut sebagai kondisi ketidakpastian atau anomie. Mereka bisa menjadi sangat liberal dan kosmopolit di satu sisi, dan bisa terperosok pada radikalisme di sisi yang lain," terang Farouk.

Di lain pihak, negara mengalami "goncangan" karena kemampuan ekonomi menurun akibat pembangunan terlalu fokus pada politik. Pembangunan ekonomi sangat dipengaruhi kepentingan politik karena tidak ada arah pembangunan nasional semacam GBHN.

Padahal pembangunan bangsa seharusnya komprehensif, bukan hanya aspek politik atau ekonomi saja, tapi juga mencakup pembangunan sosial budaya dan karakter bangsa. Akibat pembangunan yang tidak komprehensif ini, muncullah berbagai permasalahan sosial yang dilakukan remaja, seperti narkoba, seks bebas, LGBT, hingga permasalahan korupsi, intoleransi, kekerasan etnik dan terorisme.

Terkait pandangan Farouk di atas, perlu diketahui juga bahwa RUU Wawasan Nusantara menjadi prioritas program legislasi nasional (proleganas) tahun 2016 yang digagas oleh DPD RI. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya