Berita

Bisnis

PPI Belanda Membedah Konsep Tol Laut

SELASA, 09 FEBRUARI 2016 | 09:40 WIB | LAPORAN:

Konsep tol laut muncul karena adanya lingkaran setan logistik di Indonesia.

Di satu sisi pengembangan industri masih terpusat di Jawa dan di sisi lain ongkos transportasi logistik antara Barat dan Timur amat mahal. Dengan demikian, disparitas antara Indonesia Timur dan Barat semakin besar dan Indonesia Timur semakin tertinggal.

"Maka muncullah konsep tol laut yang bertujuan untuk memotong ongkos produksi logistik dan memperkecil kesenjangan pembangunan di Indonesia Barat dan Timur," sambung Hafida Fahmiasari, mahasiswa master Transportation, Infrasructure, and Logistic di TU Delft.


Demikian paparan Hafida kegiatan Lingkar Inspirasi bertema 'Tol Laut: From Conceptual Idea to Practical Implementation' pada akhir pekan lalu. Selain Hafida, dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam itu juga dihadirkan sebagai pembicara adalah Lucky Supriatna, mahasiswa master Coastal Engineering and Port Development di UNESCO-IHE Institute for Water Education.

Keduanya merupakan Indonesia yang sedang melakukan studi di Belanda.

Dalam presentasinya, Hafida melanjutkan hasil studi yang dilakukannya terkait efisiensi jaringan tol laut.

"Hasil studi saya menunjukan bahwa konsep tol laut dapat meningkatkan efisiensi sebesar 45 persen dibandingkan dengan jalur transportasi laut yang ada sebelumnya," urainya.

Selain itu, Hafida menambahkan bahwa studinya menunjukkan rute antara Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Perak (Surabaya) merupakan rute dengan tingkat kepentingan paling tinggi dalam jaringan tol laut Indonesia.

"Hasil ini cukup wajar mengingat rute tersebut mengangkut 63 persen permintaan dari seluruh arus lalu lintas laut Indonesia. Namun, bukan berarti rute lain tidak penting. Justru di sinilah pekerjaan rumah pemerintah untuk meningkatkan geliat ekonomi di daerah lain terutama di Indonesia bagian Timur agar rute lain menjadi sama pentingnya," lanjut Hafida.

Dalam kesimpulannya, Hafida menyebutkan bahwa tol Laut bukanlah solusi tunggal bagi pemerataan pembangunan di Indonesia. Pertama, dibutuhkan juga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di daerah Indonesia Timur untuk memastikan kapal-kapal yang berangkat dari Timur ke Barat melalui jaringan tol laut tidak membawa muatan kosong karena tidak adanya industri di sana.

Kedua, Hafida juga menekankan pentingnya penguatan koneksi jaringan antara pelabuhan dengan area industri untuk menjamin agar ongkos logistik tidak mahal dan jaringan laut menjadi pilihan bagi kalangan industri.[wid]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya