Berita

Frans Agung Natamenggala/net

Politik

Menteri Yuddy Harus Punya Terobosan Angkat K2 Menjadi PNS

MINGGU, 07 FEBRUARI 2016 | 17:34 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi bahwa tidak akan ada pengangkatan honorer kategori dua (K2) menjadi PNS pada tahun-tahun kedepan sangat mengherankan sekaligus mengejutkan.

"Pertanyaannya, masalahnya dimana? Jika terkait keuangan Komisi II akan bantu, terkait undang-undang juga kami akan bantu," keluh anggota Komisi II DPR RI Frans Agung MP Natamenggala, Minggu (7/2).

Pernyataan tidak akan ada pengangkatan ASN/PNS dari honorer K2 disampaikan Menteri Yuddy di hadapan Komisi II DPR pada 20 Januari 2016.

Padahal, kata Frans, dalam Raker tanggal 15 September 2015 telah disepakati akan ada pengangkatan 439.955 ribu ASN/PNS yang dilakukan dalam 4 tahap hingga tahun 2019, atau pertahunnya rata-rata sekitar 110 ribu honorer K2 yang diangkat menjadi PNS.

Sebelum menyepakati kesimpulan rapat kerja pada Desember lalu antara Komisi II dengan Kemenpan RB, dikatakan lebih lanjut oleh politisi Partai Hanura itu, memang muncul pernyataan dari Menteri Yuddy Crisnandi bahwa pengangkatan honorer K2 akan terkendala biaya kurang lebih Rp 34 triliun. Saat itu MenpanRB menyatakan tidak sanggup menyediakan uang sebesar itu.

Tetapi kemudian dalam Raker itu juga tetap disepakat untuk mengangkat honorer tersebut dan mencarikan solusi terbaik, termasuk terkait kekurangan anggaran. Komisi II bahkan menyampaikan akan membantu mengkomunikasikannya ke Kementerian Keuangan.

Karena itu menurut Frans, tidak adanya pengangkatan PNS lebih karena tidak adanya keinginan dan terobosan‎ dari Menteri Yuddy. Terlebih dia yakin Presiden Jokowi dapat memecahkan berbagai kendala terkait kebutuhan pengangkatan honorer K2 sebagai PNS.

"Jika seperti ini pak menteri kami pertanyaan komunikasinya dengan pak Presiden baik atau tidak? Pak Jokowi kami rasa orang yang terbuka dengan masukan, pasti dia akan berikan solusi. Apalagi akan ada rencana aksi besar dari para honorer tersebut," tukasnya.[dem]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya