Kasus perdagangan organ ginjal manusia yang diungkap Mabes Polri disikapi pro dan kontra netizen. Ada yang bilang praktik jual beli ginjal manusia ini tindak pidana yang kejam. Netizen lain menilai itu terpaksa dilakukan belasan orang misÂkin untuk bertahan hidup di negeri kaya tambang emas.
Kasus perdagangan organ ginjal manusia disinyalir melibatkan tiga rumah sakit di Jakarta. Ada rumah sakit menjadi tempat pelaksanaan operasi transplantasi, ada juga seÂbagai tempat pemeriksaan. Kasus ini mendapat perhatian publik pengÂguna media sosial.
Netizen di jejaring sosial Twitter. com dan Kaskus.co.id cukup ramai membicarakan kasus ini. Di antaranÂya, pengguna Twitter.com dengan akun @just_alittleme mengaku, tak menyangka cerita jual beli organ tubuh manusia terjadi di negeri ini. "Aku pikir ini cuma ada di cerita film-film doang," cuitnya.
Akun @prabu_syamsul juga mengaku tak menyangka, jual beli organ tubuh manusia ternyata benar-benar terjadi, "Teringat film-Atau mungkin gara-gara sering nonton film aksi, mereka praktekan itu di dunia nyata untuk cari duit."
Netizen @wrahardian2 meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan pengadilan menÂjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada para tersangka.
"Para anggota sindikat termasuk dokter, sebaiknya dihukum mati saja, karena kejahatan yang amat keji dan maha kejam tersebut," sarannya.
Sementara pengguna akun @angÂkatanbebas berpendapat beda. Dia tidak mempermasalahkan jika jual beli organ ginjal manusia dilakukan secara sukarela. Menurutnya, itu bentuk perjuangan rakyat miskin untuk bertahan hidup.
Dia menyarankan agar ada aturan khusus tentang praktek jual beli organ tubuh manusia. Karena pada kenyataannya, banyak pasien butuh donor ginjal.
"Itu pasien butuh ginjal dan korÂban sepakat menjual ginjalnya secara sadar. Tidak ada yang dirugiÂkan. Seharusnya dibuatkan payung hukum agar tranplantasi organ semacam ini bisa melindungi dua pihak, yang satu tertolong nyawanÂya, yang lain tertolong karena mendapat uang. Sementara dokter melakukan tugasnya menolong pasien," jelasnya.
Netizen di jejaring sosial
Kaskus. co.id juga ramai membahas masalah ini. Di antaranya, akun lolisekai mengaku berempati kepada orang-orang yang mau menjual ginjal unÂtuk mendapat uang puluhan juta.
"Kasihan yang jadi korban sudah dibohongin, dibayar murah lagi. Kalau dia tahu risikonya, setidaknya minta harga mahal Rp 5 miliar," katanya.
Akun limakuw mengatakan, munÂcul kasus belasan warga menjual ginjal karena kesulitan ekonomi, merupakan kesalahan pemerintah. "Dosa para pemimpin, dosa pemerÂintah. Negeri yang subur dan kaya tambang emas, kok penduduknya sampai ada yang jual ginjal cuma untuk bisa makan," sesalnya.
Pengguna akun mbahmomon mengatakan, seseorang secara sadar dan tanpa paksaan menjual organ tubuhnya tidak perlu dipermasalahÂkan. Karena itu praktik jual beli biasa, selama semua perjanjian ditepati.
"Kalau dibayar mah masih mendÂing. Tapi kalau ginjal diambil, tapi duit nggak dapet, ya apes bener dah," tulisnya.
Senada disampaikan akun enha23. "Itu mereka yang jual ginjalnya, dipaksa atau ikhlas menjual? Kalau mereka jual dengan ikhlas, ya mau dibilang apa," katanya.
Kaskuser 1sthacker menyayangÂkan ada warga yang rela menjual ginjal. Padahal risikonya sangat besar.
"Buat apa orang jual ginjal Rp 70 juta? Kalau dia sakit, lebih mahal biayanya. Belum lagi masa depan keluarganya nanti? Wah nggak beÂnar lama-lama nih. Semoga Allah memberi rezeki lebih, sehingga tidak sampai jual ginjal," harapnya.
Sedangkan, akun hortikulturabks khawatir, maraknya pemberitaan jual beli ginjal senilai puluhan hingÂga ratusan juta rupiah, semakin menÂdorong rakyat miskin menjual ginjal. "Wah, bisa-bisa semakin rame noh penjualan organ," tulisnya.
Sementara itu, Kabag Penum Polri Kombes Suharsono, mengatakan, Bareskrim Polri sudah memeriksa tiga dokter dari sebuah rumah sakit. "Pihak rumah sakit kemarin Senin (1/2), sudah diperiksa, dimintai ketÂerangan," ujar Suharsono di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.
Namun dia enggan merinci peÂmeriksaan tiga dokter tersebut, termasuk identitasnya. Suharsono juga tidak mau menjelaskan dokter yang diperiksa berasal dari rumah sakit mana.
Dia menambahkan, hingga kini polisi baru menetapkan tiga orang menjadi tersangka. Mereka beriniÂsial HS, YP, dan DS.
"Korban sudah ada 15 orang, yang sudah didapatkan tempat dan keterangannya baru 10 orang. Kita masih kembangkan ke pihak-pihak atau kelompok-kelompok tertentu terkait sindikat ini," tuturnya.
Osner Jhonson, pengacara terÂsangka YP dan DS mengatakan, praktek jual beli ginjal manusia secara ilegal melibatkan tiga rumah sakit di Jakarta.
"Saya tidak bisa sebut dimana ruÂmah sakit, tapi ada di daerah Jakarta Pusat. Ada rumah sakit swasta dan ada pemerintah," kata Osner kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta.
Osner mengatakan, rumah sakit yang dipakai sebagai tempat operasi transplantasi hanya di satu rumah sakit, dua rumah sakit lain dipakai buat pemeriksaan kesiapan pendoÂnor ginjal dan calon penerima ginjal. "Bukan di tiga rumah sakit, hanya satu yang menjadi tempat operasi ginjal, yang lain hanya buat
check up saja," jelasnya. ***