Berita

Bisnis

Mark Up Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Benar-Benar Nyata

MINGGU, 31 JANUARI 2016 | 14:36 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung seolah tak berhenti dirundung kontroversi. Setelah dipermasalahkan karena izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang belum tuntas, kini proyek itu dinilai sarat penggelembungan (markup) harga.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono‎ mengatakan indikasi penggelembungan harga dalam proyek tersebut sangat nyata.

Proyek dikerjakan melalui kerjasama public-private partnerships (PPPs) or private finance initiatives (PFIs) antara China Railway International Group dengan empat perusahaan pelat merah, PTPN 8 ,PT KAI,PT Jasa Marga,  PT INKA dan PT WIKA.


"Nilai proyek kereta cepat 5,5 miliar dolar AS, berarti untuk 1 KM  infrastruktur high speed line 150 KM dibutuhkan sebesar 33,3 juta dolar AS/KM. Ini sangat tidak masuk akal," kata Arif.

Dia membandingkan, ketika membangun proyek kereta cepat Haikou-Sanya di China sepanjang 308 KM, China Railway Group mematok biaya per KM hanya 10 juta dolar AS. Artinya, bila dibandingkan dengan pembangunan kereta cepat tersebut, terjadi markup sebesar 23,3 juta dolar AS dari setiap 1 KM pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Padahal jalur Haikou- Sanya secara geological jauh lebih sulit dibandingkan Jakarta Bandung," katanya.

Indikasi penggelembungan harga makin kuat karena lahan yang digunakan untuk jalur kereta banyak mengunakan lahan milik PTPN 8. Menurut Arif, tidak perlu ada biaya untuk pembebasan lahan sebab PTPN 8 sudah dilibatkan sebagai perusahaan yang ikut dalam penyertaan modal.

"Karena itu diduga ada mark up  yang jumlahnya tidak tanggung-tanggung, yaitu sebesar 3,5 miliar dolar AS jika menggunakan acuan biaya proyek kereta cepat Haikuo-Sanya," demikian Arief.[dem]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya