Berita

foto:net

Razia Polantas Diduga Banyak Yang Ilegal

KAMIS, 28 JANUARI 2016 | 09:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Aparat Kepolisian yang marak melakukan razia terhadap para pengendara diminta mem­buka dan melakukan sosialisasi aturan lalu lintas secara terbuka. Sebab, banyak razia yang diduga menyalahi aturan.

Aktivis Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Jakarta, Agus Avendi menduga, sejumlah razia oleh aparat Kepolisian di sejumlah ruas jalan, cenderung disalahguna­kan oleh aparat untuk menda­pat keutungan pribadi.

"Harus ada sosialisasi ter­buka, jika memang ada razia kendaraan bermotor, dengan membuat aturan yang sudah ditetapkan undang-undang di setiap jalan-jalan yang dilalui kendaraan. Soalnya, saya duga kerap terjadi razia ilegal yang terjadi dan malah memutarbalik­kan aturan lalulintas," ujarnya.


Agus mencontohkan, dalam razia yang dilakukan, aparat Polantas (Polisi Lalulintas) lang­sung menilang pengendara yang tidak membayar pajak kend­araan bermotor. "Urusan pajak kan bukan urusan Polantas. Kok bisa keluar surat tilang karena pengendara tidak bayar pajak kendaraannya? Ini aneh, dan seringdisalahgunakan Polantas," ujarnya.

Bahkan, aturan resmi razia dan pasal serta denda pelang­garan pun, ungkap Agus, sudah bukan lagi rahasia, sering dine­go aparat Polantas di lapangan. "Daripada ribet, pengendara dimintai uang. Ini kan ilegal. Masyarakat tak sepenuhnya tahu aturan razia dan denda," ujar Vendi.

Dia menyarankan, salah satu bentuk sosialisasi aturan adalah dengan membuat plang-plang pengumuman berisi pasal-pasal dan informasi tentang razia resmi, dan jenis pelang­garan serta sanksinya di jalan-jalan utama.

"Jangan ngumpet-ngumpet. Dibuka dan dijelaskan. Atau, dipasang plang di semua sudut jalan utama berisi aturan itu. Supaya tak terjadi pelang­garan dan penyelewengan," pungkasnya.

Secara terpisah, Ronald Aldo, seorang pegawai swasta di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengaku kesal dengan ulah petugas Polantas yang merazianya bersama ra­tusan pengendara sepeda motor di jam pulang kerja.  ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya