Berita

foto: net

Pertahanan

Minim Sensitivitas, Warga Justru Jadikan Peristiwa Berdarah Sarinah Sebagai Ajang Hiburan

JUMAT, 15 JANUARI 2016 | 00:10 WIB | LAPORAN:

. Peristiwa ledakan bom dan penembakan di kawasan Sarinah Jakarta Pusat siang tadi masih menyisakan cerita. Diantara suasana keos, terdapat ratusan warga yang enggan beranjak dari lokasi kejadian yang menewaskan tujuh orang tersebut.

Warga kurang memiliki sensitivitas krisis, demikian sebutan pewarta yang meliput kejadian berdarah tadi terhadap warga sipil yang menonton aksi berdarah.

Surya (27) salah satu pewarta media online nasional yang berada di lokasi kejadian siang tadi menuturkan pengalamannya berjibaku dengan peluru dan padatnya warga. Katanya, saat peristiwa penembakan terjadi, warga bukannya menjauh dari kawasan Sarinah, melainkan berlomba mendekat ke lokasi asal suara dentuman dan tembakan.

"Warga berbondong-bondong datang ke lokasi kejadian. Bukan untuk memeriksa sanak keluarganya yang terjebak di gedung. Tapi hanya untuk sekedar menonton," tulis Surya di akun media sosial Path miliknya yang diunggah beberapa saat lalu Kamis (14/1).

Surya yang saat kejadian berada di depan kedai kopi Starbuck menceritakan sempat melihat sejumlah warga masuk ke pos polisi yang meledak akibat aksi bom bunuh diri tersebut. Yang mencengangkan lagi, warga masuk ke dalam pos polisi yang sudah dipasangi garis pembatas dan menginjak-injak barang bukti. Mereka seolah-olah tidak takut akan serangan bom bunuh diri lainnya yang bisa menyerang kerumunan kapan saja.

"Warga sampai menginjak-injak TKP dan melongok ke dalam. Padahal sudah dipasangi garis polisi," tutur Surya.

Tak sebatas itu, aksi warga yang berbahaya ini juga sempat memancing amarah para pewarta lainnya yang tengah berusaha melaporkan kondisi terbaru dari TKP. Kemarahan para pewarta media cetak, online, televisi dan fotografer tersebut terjadi karena warga justru berlomba mengabadikan kejadian tersebut. Padahal saat itu suara peluru berdesingan tak tentu arah. Bahkan ada juga sebagian warga yang bersorak sorai dan bercanda dengan teman di sebelahnya.

"Mereka mengambil gambar dengan gadget mereka. Foto dan video. Bersorak sorak dan bercanda. Tidak sedikit yang berselfie ria di balik garis polisi," kata Surya.

Sementara itu, Surya mengaku memilih untuk mencari tempat aman bersama rekan pewarta lainnya. Karena semakin lama jumlah warga sipil yang datang ke lokasi untuk menonton justru semakin banyak. Petugas yang mengimbau warga untuk mundur lewat‎ pengeras suara pun seolah tak dihiraukan warga.

Salah satu kejadian menarik siang tadi saat Surya melihat salah seorang sopir ojek bentrok dengan fotografer media. Kejadian bermula saat sopir ojek online‎ itu memaksa masuk diantara wartawan yang tengah mengambil gambar.

"Geser bang, Geser bang," pinta tukang ojek tersebut kepada wartawan.

Kata Surya, wartawan yang tengah bertugas di depan kedai kopi Starbuck pun marah dan menegur tukang ojek itu. Namun‎ yang terjadi diluar perkiraan para wartawan, tukang ojek tersebut justru marah.

"Kata tukang ojek itu 'kok abang nyolot sih. Kan saya juga mau ambil gambar juga' katanya. Jadi mereka tidak senang diganggu padahal kita dikejar deadline," imbuh Surya.

‎Hal lain yang terlihat Surya saat itu adalah saat kejadian berlangsung warga sipil yang menonton kejadian tragis tersebut sangat terhibur. Mereka lalu lalang diantara garis pembatas, proyektil peluru yan‎g seharusnya menjadi barang bukti pun terinjak-injak. Korban tewas yang tergeletak di jalanan menjadi tontonan menarik bagi mereka.

"Mereka (warga) bilang seru (adegan tembak menembak). Bukannya menjauh dari krisis tapi mendatangi. Bukannya membantu tapi untuk mencari hiburan," tukas Surya. [rus]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya