Berita

ikrar nusa bhakti/net

Politik

Relawan Jokowi: Logika Berpikir Ikrar Nusa Bhakti Tidak Beres dan Koruptif!

JUMAT, 08 JANUARI 2016 | 14:12 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Motif peneliti LIPI Ikrar Nusa ‎Bhakti yang mempertanyakan kinerja dan meminta Presiden memecat Rizal Ramli dipertanyakan publik.

Bagi relawan Jokowi Wilayah Jawa Tengah, Mokhamad Khabib, ‎motif Ikrar berkomentar tidak fair dan tidak objektif.

‎"Kenapa Ikrar tidak menyebut Sudirman Said yang harus diganti? Jelas-jelas surat Sudirman soal perpanjangan kontrak Freeport menimbulkan polemik karena dianggap melanggar undang-undang," kata Khabib kepada wartawan (Jumat, 8/1).


‎Aktivis 98 ini menyebut ada yang tidak beres dan cenderung koruptif dalam logika berfikir Ikrar sebagai seorang peneliti.‎

Apalagi, Ikrar juga sama sekalian tidak menyinggung Menteri BUMN Rini Soemarno yang diminta Pansus Pelindo agar dipecat karena melanggar konstitusi, atau kinerja Wakil Presiden Jusuf Kalla yang secara etika politik sudah pantas juga didesak untuk mundur.

Pertemuan keluarga JK dengan big bos Freeport patut diduga kuat akibat faktor pengaruh kekuasaan JK, sehingga Big Bos Freeport itu mau menemui keluarga JK.‎‎‎‎‎

"Ini jelas komentar yang tidak sehat," kata Khabib.‎

Khabib mencurigai komentar Ikrar tersebut hanya bagian dari kelompok Sudirman Said yang selalu membuat opini, politisasi dan kegaduhan yang jauh dari manfaat kerakyatan meskipun harus melakukannya dengan menggadaikan integritas.

Hal ini sejalan dengan penilaian anggota DPR dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu yang menyebut Ikrar dan kelompoknya telah latah menggadaikan integritasnya demi membela RJ. Lino soal skandal Pelindo II.‎

"Apakah LIPI butuh peneliti seperti dia yang tidak fair dalam mengexsplorasi logikanya? Ataukah bangsa ini butuh peneliti yang koruptif logikanya? Ini sangat berbahaya," tegas Khabib.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya